Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Suherman
Analis Data Ilmiah BRIN

Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat ASEAN, Peraih medali emas CONSAL Award

Leluhur Bangsa Indonesia Berbudaya Lisan: Fakta atau Mitos? (Bagian II - Habis)

Kompas.com - 25/05/2023, 15:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tepat 140 tahun kemudian, Komunitas Bambu menerjemahkan dan menerbitkannya dengan judul "Kepulauan Nusantara."

Dalam buku ini ditemukan nama-nama flora dan fauna Nusantara dalam nama ilmiahnya, lengkap dengan kedudukan spesies tersebut dalam taksonomi.

Persebarannya pun dijabarkan secara terperinci, lengkap dengan perkiraan perubahan lempeng bumi dan masa geologisnya. Wallace juga menggambarkan fenomena mimikri pada beberapa spesies serangga dan burung.

Manusia pun tak luput dari mata jeli Wallace. Ia mengamati suku-suku di Kepulauan Nusantara ini, khususnya dua suku besar: Melayu dan Papua.

Digambarkan karakter fisik dan mental manusianya. Ketika Wallace menginjak bumi Nusantara, ia menemui aneka bangsa hidup di dalamnya dengan kerajaan ataupun sistem sosial politik yang bisa disebut “kecenderungan bernegara”.

Sistem itulah yang saat Wallace datang tengah dihadapi oleh pemerintahan kolonial Belanda dalam usahanya meluaskan negara yang bernama Hindia-Belanda.

Ya, Belanda coba meluaskan kuasanya di sini. Dalam konteks itu, Wallace tak pernah sungkan untuk menilai kebijakan-kebijakan pemerintah Hindia-Belanda, seperti despotisme, tanam paksa, perbudakan, seraya membandingkannya dengan negaranya sendiri, Inggris, sebagai sebuah otokritik.

Itulah beberapa rangkaian fakta bahwa budaya tulis atau literasi tidak pernah terputus dari abad ke abad. Ternyata budaya lisan dan budaya literasi selalu berdampingan. Jadi sangat sulit diterima apabila dikatakan bahwa budaya masyarakat Indonesia adalah budaya lisan.

Pendapat saya di atas ternyata selaras dengan pendapat Amin Sweeney dalam bukunya "Puncak Gunung Es: Kelisanan dan Keberaksaran dalam Kebudayaan Melayu-Indonesia." (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2011).

Di halaman 41, dia menulis bahwa alam Melayu telah mengenal huruf sejak lebih dari serbu tahun lalu.

Ini berarti bahwa sejak ketika mula-mula masuknya huruf itu, masyarakat Melayu tidak lagi dapat disifatkan sebagai masyarakat lisan sejati, karena biarpun hanya satu orang dalam seribu yang mampu menulis, pengaruhnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan pasti terasa dalam masyarakat seluruhnya.

Amin juga mengatakan bahwa perkembangan tradisi tulisan tidak berlangsung secara massif dan simulatan di seluruh daerah alam Melayu sehingga masih tersisa anggapan bahwa masyarakat masih bergantung semata-mata pada sistem pengolahan ilmu secara lisan.

Di samping itu, banyak juga daerah yang mempertahankan tradisi lisan—biarpun sudah agak terhuyung-huyung di pinggiran masyarakat modern.

Di halaman yang lain, Amin malah mengaskan bahwa suatu usaha untuk mendalami kajian terhadap tradisi lisan akan berhasil hanya kalau kita berupaya meningkatkan keberaksaran, karena mengkaji tradisi lisan dapat dilaksanakan hanya oleh orang yang telah menghayati dengan benar keberaksaraannya.

Tradisi lisan bukan sesuatu yang jauh dari pengalaman kita. Kita semua menjadi pembawa tradisi lisan. Tetapi mungkin cerita yang kita bawa itu aslinya dikarang dengan tulisan. Mungkin kita hanya membacanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Tren
Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Tren
Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Tren
Teka-teki Pemegang Akun Facebook Icha Shakila, Diyakin Jadi Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Teka-teki Pemegang Akun Facebook Icha Shakila, Diyakin Jadi Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Tren
Kapan Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2024? Ini Jadwal dan Cara Ceknya

Kapan Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2024? Ini Jadwal dan Cara Ceknya

Tren
Belajar dari Kasus di Kosambi, di Mana Tempat Meletakkan Tabung Gas LPG yang Benar?

Belajar dari Kasus di Kosambi, di Mana Tempat Meletakkan Tabung Gas LPG yang Benar?

Tren
Orang yang Berkurban Dianjurkan Tidak Potong Kuku dan Rambut, Mulai Kapan?

Orang yang Berkurban Dianjurkan Tidak Potong Kuku dan Rambut, Mulai Kapan?

Tren
Klaim Sengaja Gagalkan Penalti Kedua Saat Lawan Indonesia, Berikut Profil Striker Irak Ayman Hussein

Klaim Sengaja Gagalkan Penalti Kedua Saat Lawan Indonesia, Berikut Profil Striker Irak Ayman Hussein

Tren
Ketika Dua Keluarga Jokowi Kini Duduki Jabatan Strategis di Pertamina...

Ketika Dua Keluarga Jokowi Kini Duduki Jabatan Strategis di Pertamina...

Tren
Siapa Saja Orang yang Tak Disarankan Minum Kopi?

Siapa Saja Orang yang Tak Disarankan Minum Kopi?

Tren
Sosok Rita Widyasari, Eks Bupati Kutai Kartanegara Terpidana Korupsi dengan Kekayaan Fantastis

Sosok Rita Widyasari, Eks Bupati Kutai Kartanegara Terpidana Korupsi dengan Kekayaan Fantastis

Tren
4 Teh untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Direkomendasikan Ahli Diet

4 Teh untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Direkomendasikan Ahli Diet

Tren
5 Fakta Kasus Pengeroyokan Bos Rental hingga Meninggal di Sukolilo Pati

5 Fakta Kasus Pengeroyokan Bos Rental hingga Meninggal di Sukolilo Pati

Tren
Benarkah Tidak Makan Nasi Bisa Bantu Menurunkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes?

Benarkah Tidak Makan Nasi Bisa Bantu Menurunkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes?

Tren
Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?

Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com