Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Proses Terjadinya Hujan? Berikut Penjelasannya

Kompas.com - 10/05/2023, 07:45 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Hujan adalah salah satu fenomena alam yang sangat umum terjadi dalam kehidupan manusia, terutama saat musimnya.

Namun, bagaimana fenomena tersebut dapat terjadi? Dan apakah air hujan jatuh dari langit?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai pengertian dan bagaimana proses terjadinya hujan.

Apa itu hujan?

Kehidupan manusia banyak bergantung pada hujan. Ia merupakan sumber air tawar untuk sungai dan danau yang menjadi salah satu sumber kehidupan.

Hujan menunjang kehidupan modern dengan menyediakan air untuk pertanian, industri, hingga energi listrik.

Dilansir National Geographic, hujan adalah presipitasi cair atau air yang jatuh dari langit.

Presipitasi sendiri merupakan semua bentuk air dari atmosfer yang jatuh ke bumi. Tetesan hujan jatuh saat awan menjadi jenuh atau terisi dengan tetesan air.

Sebagaimana diketahui, awan terbuat dari tetesan air. Ketika tetesan air memadat satu sama lain, akan menyebabkan mereka tumbuh.

Akibatnya, tetesan air ini menjadi terlalu berat untuk tetap berada di awan, sehingga mereka jatuh ke bumi sebagai hujan.

Baca juga: Ramai soal Hujan Es di Toraja Utara, Ini Penjelasan BMKG

Pembentukan awan dan terjadinya hujan

ilustrasi proses terjadinya hujan.iStockphoto/Linas Toleikis ilustrasi proses terjadinya hujan.

Dilansir SciJinks National Environmental Satellite, Data, and Information Service, Awan terbentuk dari air atau es yang menguap dari permukaan bumi atau tumbuhan yang mengeluarkan air dan oksigen sebagai produk fotosintesis.

Ketika menguap, air berbentuk gas atau uap air. Uap air berubah menjadi awan ketika mendingin dan mengembun.

Untuk dapat mengembun, uap air harus memiliki padatan untuk digumpalkan. “Benih” yang padat ini bisa berupa setitik debu, serbuk sari, setetes air, atau kristal es.

Di awan, lebih banyak air yang mengembun ke tetesan air lainnya, sehingga menyebabkan tetesan itu tumbuh.

Ketika awan menjadi terlalu berat untuk tetap melayang di awan, mereka akan jatuh ke bumi sebagai hujan.

Baca juga: Viral Awan Berbentuk Gelembung di Langit Spanyol, Ini Penjelasannya

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Tren
Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Tren
Mungkinkah 'Psywar' Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Mungkinkah "Psywar" Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Tren
Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Tren
Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Tren
Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Tren
Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Tren
Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Tren
Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Tren
Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tren
Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Tren
Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Tren
Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi 'Fraud'

Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi "Fraud"

Tren
5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com