Terpisah, Kanit Laka Lantas Polres Jakarta Barat AKP Agus Suwito menjelaskan, pada saat itu mobil CA melintas dari arah selatan menuju utara.
Mobil yang ia kemudikan lalu menabrak dan melindas AFI yang sedang duduk di aspal, tepat di depan kendaraannya.
"Diduga pengemudi tidak melihat korban yang mengakibatkan AFI mengalami luka pada bagian kepala, wajah, dan kaki," jelas Agus dikutip dari Kompas.com.
Ia menambahkan, AFI kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan. Namun nyawa AFI tidak bisa diselamatkan.
"Dirawat di RSUD Tarakan. Selanjutnya meninggal dunia dalam perawatan di RSUD Tarakan," imbuh Agus.
Selanjutnya setelah kejadian, CA lalu diperiksa oleh pihak kepolisian.
Baca juga: Pengendara Motor Tewas Terlindas Truk Trailer di Jalan Akses Marunda
Seorang warga bernama Herman (60) turut merinci kronologi ketika AFI terlindas mobil yang dikemudikan CA.
Peristiwa nahas tersebut bermula ketika AFI berada di depan mobil dalam posisi jongkok.
Korban saat itu sedang bermain sepakbola dan kebetulan bertugas sebagai kiper.
CA kemudian masuk ke dalam mobil karena ia hendak pergi, namun tidak melihat keberadaan AFI yang berada tepat di depan kendaraannya.
Bermula dari situ, AFI tertabrak dan terlindas mobil CA hingga korban dilarikan ke RSUD Tarakan sebelum dinyatakan meninggal.
"Ketika kejadian, pertama korban sudah ada di ban belakang, darah sudah keluar. Sepertinya korban sudah enggak tertolong," ucap Herman dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Rok Ibunya Terlilit Rantai Motor, Siswi TK Tewas Terlindas Truk di Grobogan
Lebih lanjut, Herman menyampaikan saat kejadian CA sedang membawa produk konveksi milik orangtuanya ketika mengendarai mobil.
Saat peristiwa terjadi, Herman melihat kepala AFI berada di dekat ban kiri mobil lalu warga yang ikut menyaksikan hal tersebut juga berusaha menolong.
Warga meminta CA untuk memundurkan mobilnya supaya mereka bisa menyelamatkan AFI.
Tetapi keputusan untuk memundurkan mobil diduga menyebabkan tubuh AFI terlindas untuk kedua kalinya.
"Luka paling parah di kepala, tapi saya juga enggak lihat jelas," kata Herman.
(Sumber: Kompas.com/Zintan Prihatini | Editor: Jessi Carina, Ihsanuddin).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.