“Karena Bumi berputar setiap tahunnya mempunyai waktu yang sama,” tuturnya.
Komet Halley sendiri beredar selama sekitar 76 tahun untuk satu putaran orbitnya.
Puncak hujan meteor Eta Aquarid akan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dini hari hingga menjelang terbitnya Matahari.
Disebut sebagai fase puncak, dikarenakan pada waktu tersebut Bumi melewati daerah dengan jumlah meteor atau guguran komet terbanyak.
“Bumi dalam lintasannya melewati daerah yang padat dari sisa-sisa komet,” tuturnya.
Saat fase puncak, masyarakat bisa mengamati hujan meteor tersebut hingga sebanyak 50 kejadian tiap jamnya.
“Tanggal 5 dan 7 Mei mempunyai jumlah meteor yang masih banyak, hampir seperti tanggal 6 Mei,” ungkapnya.
Pada tahun ini, puncak hujan meteor Eta Aquarid akan terjadi bersamaan dengan gerhana Bulan penumbra yang terjadi dari Jumat (5/5/2023) malam hingga Sabtu (6/5/2023) dini hari.
“Hanya peluang teramatinya berkurang, karena terpupus oleh terang purnama (saat gerhana Bulan penumbra),” jelasnya.
Namun dikarenakan Bulan mengalami gerhana penumbra, cahaya dari purnama tersebut akan meredup.
Hal itu lantaran cahaya Matahari yang biasanya dipantulkan oleh Bulan terhalangi oleh Bumi.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Gerhana Bulan Penumbra Hari Ini
Emanuel menjelaskan, masyarakat dapat langsung melihat hujan meteor Eta Aquarid tanpa bantuan alat.
“Dapat diamati tanpa alat apapun, sepanjang langitnya gelap tanpa polusi cahaya,” ucapnya.
Bagi masyarakat yang ingin melihat hujan meteor ini, disarankan untuk menghadap ke timur agar dapat melihat lebih jelas.
“Tidak pakai petunjuk apa-apa akan terlihat kejapan-kejapan meteor,” tuturnya.
Emanuel menjelaskan, fenomena hujan meteor Eta Aquarid yang puncaknya terjadi pada 6 mei dini hari ini tidak akan berdampak signifikan bagi Bumi.
“Tidak ada dampak yang akan terjadi, karena sepanjang malam dalam sepanjang tahun selalu ada hujan meteor meskipun dengan nama yang berbeda-beda,” terangnya seperti dikutip dari Kompas.com (4/5/2023).
Hujan meteor dikenal karena kecepatannya, yakni sekitar 148.000 mph atau sekitar 66km/detik ke atmosfer Bumi.
Meteor yang cepat dapat meninggalkan “rangkaian panjang” yang bersinar (pijar ekor meteor) yang bisa berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit.
Baca juga: 9 Fenomena Astronomi 2023, dari Hujan Meteor hingga Gerhana
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.