Artinya, mereka adalah orang-orang yang memiliki fokus dan konsentrasi yang sedang berada di gelombang yang bisa dengan mudah terbawa.
"Kalau ada seseorang yang menelepon kita dan kita sedang dalam kondisi blank (pikiran kosong) itu bisa sangat mudah terbaca oleh oknum yang ingin menghipnotis tersebut," ungkapnya.
Ratna memberikan contoh, misalnya, saat ada orang yang menelepon dan kita tidak fokus seperti mengatakan hah, ha, apa, dan dilakukan secara berulang.
Selain itu, seseorang yang terlalu menyimak atau meresapi omongan dari orang lain juga bisa dengan mudah diarahkan yang pada akhirnya bisa terkena hipnotis.
"Jika sudah seperti itu (blank atau terlalu fokus pada omongan seseorang), biasanya orang akan lebih mudah masuk untuk memberikan sugesti-sugesti," ungkapnya.
Baca juga: Mengapa Orang yang Punya Utang Lebih Galak daripada Penagih? Begini Menurut Psikolog
Ratna menyebutkan, poin utama saat orang akan menghipnotis adalah ia sudah memegang kunci bahwa gelombang otak targetnya sudah siap untuk diberikan sugesti tertentu.
"Saat seseorang sudah berhasil diberikan sugesti-sugesti dan tidak melawan, maka sudah pasti orang tersebut bisa dikendalikan," ucapnya.
"Makanya kan kita biasa melihat kalau orang yang dihipnotis itu, biasanya akan sering diajak mengobrol secara intens untuk dialihkan pikirannya," sambungnya.
Meskipun begitu, Ratna mengungkapkan bahwa hipnotis memiliki waktu. Misalnya, selama satu jam dan sugesti atau hipnotisnya tersebut sudah menghilang.
"Namun, jika dalam hipnoterapi, ketika seseorang memberikan jangkar terhadap satu sugesti tertentu itu bisa bertahan hingga satu minggu, satu bulan, dan terjadi secara berkala," pungkasnya.
Baca juga: Ramai soal Gonta-ganti Warna Rambut Disebut Bentuk Self Harm, Ini Kata Psikolog
Senada, Psikolog dari Unika Soegijapranata Semarang Christin Wibhowo juga mengatakan bahwasanya seseorang bisa terkena hipnotis melalui suara, salah satunya suara dari panggilan telepon.
"Pada hipnoterapi itu juga menggunakan suara, karena memang semuanya berawal dari pendengaran," ujarnya secara terpisah.
"Jadi, hiponotis dengan menggunakan gelombang suara itu sangat memungkinkan," tambahnya.
Ia mengungkapkan, tidak semua orang bisa terkena hipnotis.
Jadi, biasanya orang yang akan dengan mudah terkena hipnotis itu adalah orang-orang yang dengan rela dihipnotis.
Mengapa dikatakan dia rela? Christin menyampaikan karena seseorang tersebut adalah orang yang sedang mengalami emosi yang sangat tinggi. Sehingga akan dengan mudah dipengaruhi oleh orang lain.
Ia memberikan contoh, misalnya saat kondisi saat sedih, biasanya orang akan dengan mudah terhipnotis.
"Selain itu, seseorang yang sedang senang sekali itu juga bisa terkena hipnotis. Ini dikarenakan, seseorang yang berada pada emosi yang tinggi, baik senang ataupun sedih, maka seseorang tidak bisa berpikir jernih dan kehilangan kontrol," jelasnya.
Baca juga: 5 Ibu Rumah Tangga Jadi Korban, Ini Cara Mencegah Hipnotis Menurut Kriminolog
Christin menyampaikan, ada beberapa cara untuk mencegah terjadi hipnotis, seperti berikut: