Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Hipnotis Bisa Dilakukan Melalui Panggilan Telepon? Ini Kata Psikolog dan Tips Pencegahannya

Kompas.com - 01/05/2023, 20:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Artinya, mereka adalah orang-orang yang memiliki fokus dan konsentrasi yang sedang berada di gelombang yang bisa dengan mudah terbawa. 

"Kalau ada seseorang yang menelepon kita dan kita sedang dalam kondisi blank (pikiran kosong) itu bisa sangat mudah terbaca oleh oknum yang ingin menghipnotis tersebut," ungkapnya.

Ratna memberikan contoh, misalnya, saat ada orang yang menelepon dan kita tidak fokus seperti mengatakan hah, ha, apa, dan dilakukan secara berulang.

Selain itu, seseorang yang terlalu menyimak atau meresapi omongan dari orang lain juga bisa dengan mudah diarahkan yang pada akhirnya bisa terkena hipnotis.

"Jika sudah seperti itu (blank atau terlalu fokus pada omongan seseorang), biasanya orang akan lebih mudah masuk untuk memberikan sugesti-sugesti," ungkapnya.

Baca juga: Mengapa Orang yang Punya Utang Lebih Galak daripada Penagih? Begini Menurut Psikolog

Hipnotis memiliki jangka waktu tertentu

Ratna menyebutkan, poin utama saat orang akan menghipnotis adalah ia sudah memegang kunci bahwa gelombang otak targetnya sudah siap untuk diberikan sugesti tertentu.

"Saat seseorang sudah berhasil diberikan sugesti-sugesti dan tidak melawan, maka sudah pasti orang tersebut bisa dikendalikan," ucapnya.

"Makanya kan kita biasa melihat kalau orang yang dihipnotis itu, biasanya akan sering diajak mengobrol secara intens untuk dialihkan pikirannya," sambungnya.

Meskipun begitu, Ratna mengungkapkan bahwa hipnotis memiliki waktu. Misalnya, selama satu jam dan sugesti atau hipnotisnya tersebut sudah menghilang.

"Namun, jika dalam hipnoterapi, ketika seseorang memberikan jangkar terhadap satu sugesti tertentu itu bisa bertahan hingga satu minggu, satu bulan, dan terjadi secara berkala," pungkasnya.

Baca juga: Ramai soal Gonta-ganti Warna Rambut Disebut Bentuk Self Harm, Ini Kata Psikolog

Siapa yang mudah terkena hipnotis?

Senada, Psikolog dari Unika Soegijapranata Semarang Christin Wibhowo juga mengatakan bahwasanya seseorang bisa terkena hipnotis melalui suara, salah satunya suara dari panggilan telepon.

"Pada hipnoterapi itu juga menggunakan suara, karena memang semuanya berawal dari pendengaran," ujarnya secara terpisah.

"Jadi, hiponotis dengan menggunakan gelombang suara itu sangat memungkinkan," tambahnya.

Ia mengungkapkan, tidak semua orang bisa terkena hipnotis.

Jadi, biasanya orang yang akan dengan mudah terkena hipnotis itu adalah orang-orang yang dengan rela dihipnotis.

Mengapa dikatakan dia rela? Christin menyampaikan karena seseorang tersebut adalah orang yang sedang mengalami emosi yang sangat tinggi. Sehingga akan dengan mudah dipengaruhi oleh orang lain.

Ia memberikan contoh, misalnya saat kondisi saat sedih, biasanya orang akan dengan mudah terhipnotis.

"Selain itu, seseorang yang sedang senang sekali itu juga bisa terkena hipnotis. Ini dikarenakan, seseorang yang berada pada emosi yang tinggi, baik senang ataupun sedih, maka seseorang tidak bisa berpikir jernih dan kehilangan kontrol," jelasnya.

Baca juga: 5 Ibu Rumah Tangga Jadi Korban, Ini Cara Mencegah Hipnotis Menurut Kriminolog

Tips mencegah terkena hipnotis

Christin menyampaikan, ada beberapa cara untuk mencegah terjadi hipnotis, seperti berikut:

  • Usahakan selalu fokus pada sesuatu dan jangan terlalu sering melamun.
  • Jangan mudah bingung dan jangan mudah kaget ketika mendapatkan telepon dari orang yang tidak dikenal.
  • Jaga mood atau emosi agar tetap stabil.
  • Jika memiliki masalah, harus segera diselesaikan.
  • Jika menerima telepon dari orang tidak dikenal, herus dicek fakta terlebih dahulu terkait kebenarannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com