Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Gelombang Panas di Asia, Dampak, dan Penyebabnya

Kompas.com - 26/04/2023, 14:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

  • Luang Prabang: 41,6 derajat celsius
  • Phonhong: 41,5 derajat celsius
  • Vientiane: 41,4 derajat celsius
  • Sayaboury: 41,2 derajat celsius.

Di Thailand, stasiun pemantauan pemerintah di Tak mencatat rekor suhu terpanas pada Sabtu (22/4/2023), yakni mencapai 45,4 derajat celsius.

Adapun di Ibu Kota Bangladesh, Dhaka, suhu panas tercatat mencapai lebih dari 40 derajat celsius pada Sabtu dan menjadi hari terpanas selama 56 tahun.

Gelombang panas juga terjadi lebih mengkhawatirkan di India.

Enam kota di utara dan timur India suhunya mencapai 44 derajat celsius.

Sementara di ibukonya, Delhi, suhu tercatat mencapai 40,4 derjat celsius pada Selasa (25/4/2023).

Baca juga: Sederet Negara yang Alami Gelombang Panas, Didominasi Asia Tenggara dan Selatan

Penyebab gelombang panas di Asia

Menurut First Post, Ahli meteorologi AccuWeather Jason Nicholls menjelaskan alasan sebagian besar wilayah Asia mengalami gelombang panas.

Menurutnya, suhu panas itu disebabkan oleh bangunan, punggungan besar bertekanan tinggi yang mencapai dari Teluk Benggala hingga Laut Filipina.

AccuWeather mengatakan skala gelombang panas memiliki ciri khas perubahan iklim.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Profesor Emeritus David Karoly dari School of Geography, Earth and Atmospheric Sciences University of Melbourne.

Dia mengatakan bahwa gelombang panas ini diperburuk oleh perubahan iklim.

Baca juga: Gelombang Panas Landa Asia, 13 Warga India Dilaporkan Tewas dan Sekolah Ditutup

Gelombang panas tidak terjadi di Indonesia

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memastikan bahwa Indonesia tidak mengalami gelombang panas seperti negara-negara di Asia lainnya.

Kendati demikian, suhu di Indonesia belakangan ini juga tergolong panas.

"Suhu panas di Indonesia disebabkan oleh gerak semu Matahari, siklus yang terjadi setiap tahun," ujarnya, dikutip dari Kompas.com Selasa (25/4/2023).

Artinya, periode suhu panas seperti ini bisa kembali terulang setiap tahunnya.

Menurut Dwikorita, suhu panas Indonesia mulai turun sejak 17 April 2023 lalu.

Mulanya, pada 17 April 2023, pengamatan stasiun BMKG di Ciputat mencatat lonjakan suhu maksimum mencapai 37,2 derajat celsius.

Setelah itu, suhu panas mulai turun dan suhu rata-rata di wilayah Indonesia berkisar 34-26 derajat celsius.

Baca juga: 5 Penyebab Suhu Panas di Indonesia Menurut BMKG

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penyakit Masyarakat Itu Bernama Judi Online

Penyakit Masyarakat Itu Bernama Judi Online

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 14-15 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 14-15 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Cara Melihat Skor UTBK SNBT 2024 | Benarkah Bahasa Jawa Asli adalah Bahasa 'Ngapak'?

[POPULER TREN] Cara Melihat Skor UTBK SNBT 2024 | Benarkah Bahasa Jawa Asli adalah Bahasa "Ngapak"?

Tren
Duduk Perkara Sekuriti GBK Ribut dengan Fotografer, Apa Penyebabnya?

Duduk Perkara Sekuriti GBK Ribut dengan Fotografer, Apa Penyebabnya?

Tren
Viral, Video Ibu di Depok Paksa Minta Uang Rp 1 Juta dan Mengaku Malaikat, Ini Kata Polisi

Viral, Video Ibu di Depok Paksa Minta Uang Rp 1 Juta dan Mengaku Malaikat, Ini Kata Polisi

Tren
Cerita Widi Jadi Petugas Call Center Haji Kerajaan Arab Saudi, Terjemahkan Pertanyaan Jemaah

Cerita Widi Jadi Petugas Call Center Haji Kerajaan Arab Saudi, Terjemahkan Pertanyaan Jemaah

Tren
Tak Lolos UTBK SNBT 2024, Apa yang Perlu Dilakukan?

Tak Lolos UTBK SNBT 2024, Apa yang Perlu Dilakukan?

Tren
Lolos UTBK SNBT 2024, Ini Biaya Kuliah ITS, UB, UNS

Lolos UTBK SNBT 2024, Ini Biaya Kuliah ITS, UB, UNS

Tren
Berapa Banyak Galaksi di Alam Semesta? Berikut Cara Para Ilmuwan Memperkirakannya

Berapa Banyak Galaksi di Alam Semesta? Berikut Cara Para Ilmuwan Memperkirakannya

Tren
Kronologi Harun Masiku, Buron Usai Suap Komisioner KPU, 4 Tahun Belum Tertangkap

Kronologi Harun Masiku, Buron Usai Suap Komisioner KPU, 4 Tahun Belum Tertangkap

Tren
Pebasket Legendaris Jerry West yang Jadi Inspirasi Logo NBA Meninggal Dunia

Pebasket Legendaris Jerry West yang Jadi Inspirasi Logo NBA Meninggal Dunia

Tren
Bisa Tak Bergejala, Ini Ciri-ciri Kanker Ginjal yang Perlu Diwaspadai

Bisa Tak Bergejala, Ini Ciri-ciri Kanker Ginjal yang Perlu Diwaspadai

Tren
Hizbullah Tembak 200 Roket ke Israel, Balas Kematian Komandannya

Hizbullah Tembak 200 Roket ke Israel, Balas Kematian Komandannya

Tren
2 Kelompok yang Dapat Tiket Jakarta Fair 2024 Gratis, Berikut Cara dan Syaratnya

2 Kelompok yang Dapat Tiket Jakarta Fair 2024 Gratis, Berikut Cara dan Syaratnya

Tren
Daftar Formasi CPNS Kemenkumham 2024, Lulusan SMA/SMK Bisa Daftar

Daftar Formasi CPNS Kemenkumham 2024, Lulusan SMA/SMK Bisa Daftar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com