Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Covid-19 Arcturus di Jakarta Alami Mata Merah hingga Pilek

Kompas.com - 18/04/2023, 21:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gejala dan penyebaran Covid-19 subvarian Arcturus perlu diwaspadai menjelang Lebaran. 

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dr. Ngabila Salama mengatakan, total pasien Covid-19 subvarian Arcturus di Jakarta berjumlah 5 orang.

Baca juga: Mengenal Covid-19 Subvarian Arcturus dan Gejalanya

Gejala Covid-19 Arcturus

Pihaknya menyebutkan, mayoritas pasien Covid-19 subvarian Arcturus di Jakarta mengeluhkan gejala baru berupa mata merah.

"Mayoritas mengeluhkan gejala baru mata merah, perih, keluar kotoran mata atau belek," kata Ngabila, kepada Kompas.com, Selasa (18/4/2022).

Dikutip dari Economic Times, Konsultan Dokter Umum Anak di Madhukar Rainbow Children's Hospital Dr SK Nakra mengatakan, gejala varian baru Covid-19 Arcturus bisa meliputi:

  • Demam tinggi
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Pilek
  • Sakit kepala
  • Nyeri badan
  • Gejala gastrointestinal atau gangguan pencernaan
  • Mata lengket merah dan gatal (konjungtivitis).

Ngabila menjelaskan, satu pasien positif subvarian Arcturus merupakan pelaku perjalanan luar negeri dari India. Sementara 4 lainnya mengalami transmisi lokal di komunitas Jakarta.

Empat pasien subvarian Arcturus termasuk pasien dengan pneumonia sudah sembuh. Kini hanya tersisa satu pasien subvarian Arcturus yang masih menjalani isolasi mandiri.

Dirinya menambahkan, status vaksinasi pasien Covid-19 subvarian Arcturus di Jakarta merupakan pasien yang telah mendapatkan vaksinasi booster.

"Kelimanya sudah vaksinasi 3 kali," kata dia.

Baca juga: Kasus Covid-19 Subvarian Omicron Arcturus Ditemukan di Jakarta dengan Gejala Baru: Mata Merah dan Belekan

 

Kasus Covid-19 subvarian Arcturus di Indonesia

Kementerian Kesehatan menjelaskan, total kasus subvarian Arcturus di Indonesia saat ini ada sebanyak 7 kasus.

"Kasus baru Arcturus menjadi tujuh orang,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dikutip dari Kompas.com (18/4/2023).

Selengkapnya berikut ini rincian kasus Covid-19 subvarian Omicron Arcturus di Indonesia:

  • Kasus pertama ditemukan 23 Maret 2023, pasien merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dari India;
  • Kasus kedua ditemukan 27 Maret 2023, pasien merupakan transmisi lokal;
  • Kasus ketiga-ketujuh diumumkan 17 April 2023, lima pasien merupakan transmisi lokal. Dua pasien dirawat di National Hospital Surabaya Jawa Timur. Sedangkan tiga pasien dirawat di Jakarta masing-masing di RS Graha Kedoya Jakarta, Laboratorium Genomik Solidaritas Indonesia, dan RSUD Kebayoran Baru.

Syahril menjelaskan, subvarian Arcturus saat ini masih dalam pemantauan dan belum tergolong variant of concern atau varian yang diwaspadai.

Baca juga: Mengenal Covid-19 Subvarian Arcturus dan Gejalanya

Pihaknya menyebutkan, subvarian ini menyebabkan kenaikan kasus virus corona di berbagai negara.

Sejumlah negara yang melaporkan kasus subvarian Arcturus terbanyak yakni India, Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Australia.

Syahril mengakui bahwa angka kasus Covid-19 di Indonesia juga mengalami kenaikan.

Meski demikian, jumlah kasus kematian belum melebihi batas yang disyaratkan oleh WHO yaitu 1/100.000 penduduk.

Pasien Covid-19 yang dirawat juga masih terbilang rendah, belum melebihi 5/100.000 penduduk.

"Jadi ini parameter-parameter walaupun terjadi kenaikan, tapi masih menunjukkan angka-angka di bawah standar WHO itu masih stabil. Ini menjadi catatan kita semua sebagaimana peringatan WHO bahwasanya pandemi masih ada dan kemungkinan akan terjadi kenaikan kasus karena sumber varian baru," ungkap Syahril.

Syahril mengingatkan agar masyarakat tetap waspada. Menurutnya gejala subvarian Arcturus hampir sama dengan gejala Covid-19 pada umumnya seperti batuk, flu, demam, dan nyeri tenggorokan.

Selain itu, sejumlah negara melaporkan gejala khas berupa mata kemerahan atau konjungtivitas.

Syahril menambahkan masyarakat agar tetap menggunakan masker di tempat terbuka, utamanya bagi yang merasa sakit seperti batuk dan flu, atau bagi mereka yang berdekatan dengan orang dengan gejala-gejala tersebut.

Baca juga: Jokowi Wanti-wanti Masyarakat Segera Vaksin “Booster”, Berapa Capaian Vaksinasi Covid-19 di Indonesia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com