KOMPAS.com - Gejala dan penyebaran Covid-19 subvarian Arcturus perlu diwaspadai menjelang Lebaran.
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dr. Ngabila Salama mengatakan, total pasien Covid-19 subvarian Arcturus di Jakarta berjumlah 5 orang.
Baca juga: Mengenal Covid-19 Subvarian Arcturus dan Gejalanya
Pihaknya menyebutkan, mayoritas pasien Covid-19 subvarian Arcturus di Jakarta mengeluhkan gejala baru berupa mata merah.
"Mayoritas mengeluhkan gejala baru mata merah, perih, keluar kotoran mata atau belek," kata Ngabila, kepada Kompas.com, Selasa (18/4/2022).
Dikutip dari Economic Times, Konsultan Dokter Umum Anak di Madhukar Rainbow Children's Hospital Dr SK Nakra mengatakan, gejala varian baru Covid-19 Arcturus bisa meliputi:
Ngabila menjelaskan, satu pasien positif subvarian Arcturus merupakan pelaku perjalanan luar negeri dari India. Sementara 4 lainnya mengalami transmisi lokal di komunitas Jakarta.
Empat pasien subvarian Arcturus termasuk pasien dengan pneumonia sudah sembuh. Kini hanya tersisa satu pasien subvarian Arcturus yang masih menjalani isolasi mandiri.
Dirinya menambahkan, status vaksinasi pasien Covid-19 subvarian Arcturus di Jakarta merupakan pasien yang telah mendapatkan vaksinasi booster.
"Kelimanya sudah vaksinasi 3 kali," kata dia.
Kementerian Kesehatan menjelaskan, total kasus subvarian Arcturus di Indonesia saat ini ada sebanyak 7 kasus.
"Kasus baru Arcturus menjadi tujuh orang,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dikutip dari Kompas.com (18/4/2023).
Selengkapnya berikut ini rincian kasus Covid-19 subvarian Omicron Arcturus di Indonesia:
Syahril menjelaskan, subvarian Arcturus saat ini masih dalam pemantauan dan belum tergolong variant of concern atau varian yang diwaspadai.
Baca juga: Mengenal Covid-19 Subvarian Arcturus dan Gejalanya
Pihaknya menyebutkan, subvarian ini menyebabkan kenaikan kasus virus corona di berbagai negara.
Sejumlah negara yang melaporkan kasus subvarian Arcturus terbanyak yakni India, Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Australia.
Syahril mengakui bahwa angka kasus Covid-19 di Indonesia juga mengalami kenaikan.
Meski demikian, jumlah kasus kematian belum melebihi batas yang disyaratkan oleh WHO yaitu 1/100.000 penduduk.
Pasien Covid-19 yang dirawat juga masih terbilang rendah, belum melebihi 5/100.000 penduduk.
"Jadi ini parameter-parameter walaupun terjadi kenaikan, tapi masih menunjukkan angka-angka di bawah standar WHO itu masih stabil. Ini menjadi catatan kita semua sebagaimana peringatan WHO bahwasanya pandemi masih ada dan kemungkinan akan terjadi kenaikan kasus karena sumber varian baru," ungkap Syahril.
Syahril mengingatkan agar masyarakat tetap waspada. Menurutnya gejala subvarian Arcturus hampir sama dengan gejala Covid-19 pada umumnya seperti batuk, flu, demam, dan nyeri tenggorokan.
Selain itu, sejumlah negara melaporkan gejala khas berupa mata kemerahan atau konjungtivitas.
Syahril menambahkan masyarakat agar tetap menggunakan masker di tempat terbuka, utamanya bagi yang merasa sakit seperti batuk dan flu, atau bagi mereka yang berdekatan dengan orang dengan gejala-gejala tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.