"Sedangkan selama Matahari terbenam hingga tengah malam, itu Bulan belum terbit sama sekali," lanjutnya.
Baca juga: Ada Cahaya Bergerak Naik di Langit Bali, Benda Apa Itu?
Peneliti BRIN ini mengungkapkan, konjungsi Bulan dan Saturnus dapat diamati di ufuk timur hingga sebelum Matahari terbit.
Terlihat di seluruh wilayah Indonesia, masyarakat bisa menikmati fenomena ini dengan syarat kondisi cuaca cerah, tanpa polusi cahaya, dan medan pandang bebas dari penghalang.
"Untuk mengamatinya tidak perlu menggunakan alat khusus, dapat langsung disaksikan dengan mata," kata dia.
Namun, bagi yang ingin melihat dua benda langit ini lebih dekat, bisa menggunakan lensa binokuler atau teleskop.
Dengan alat bantu tersebut, menurut Andi, sejumlah satelit Saturnus pun akan terlihat lebih jelas.
Lebih lanjut Andi menjelaskan, Bulan dan Saturnus yang berdampingan ini sama sekali tidak membawa dampak terhadap kehidupan di Bumi.
"Sehingga sama sekali tidak berpengaruh terhadap pasang surut air di Bumi," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.