Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Penipuan Kirim Link Klarifikasi Unggahan Medsos, Pakar: Itu Modus "Phishing"

Kompas.com - 14/04/2023, 17:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Cara mencegah dan mengatasi phishing

Dihubungi terpisah, pakar keamanan siber dari Communication & Information System Security Research Center (CISSReC), Pratama Persadha menyatakan hal yang sama. Penipuan dengan tautan unggahan Instagram tersebut merupakan kejahatan phishing.

"Kejahatan phishing merupakan modus paling banyak digunakan dalam kejahatan siber," tambahnya.

Menurut Pratama, phishing bisa dilakukan oleh semua orang walaupun tidak memiliki kemampuan coding dan hacking. Para pelaku hanya perlu memiliki data calon korban. Lalu, ia akan melakukan pendekatan untuk membuat korban percaya.

Selanjutnya, korban yang mendapatkan pesan tersebut pasti akan penasaran. Kemungkinan besar mereka akan membuka tautan itu dan mengisi data apapun yang diminta. Misalnya, akun Instagram dan password-nya.

"Sebenarnya tidak sulit mengenali bentuk kejahatan ini, karena link phishing yang diarahkan ke korban pasti tidak sama dengan aslinya," ujar Pratama.

Menurut Pratama, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penipuan dengan modus klarifikasi media sosial ini.

1. Perhatikan alamat tautan

Ia menyarankan agar publik memperhatikan betul nama domain dari situs phishing dari pelaku. Menurutnya, kadang pelaku menggunakan domain yang mirip dengan nama link aslinya.

2. Jangan mengklik tautan sembarangan

Saat menerima tautan dari orang asing atau nomor yang tidak dikenal, Pratama meminta publik tidak gegabah membukanya.

Jika yang mengirim pesan adalah nomor kolega atau keluarga yang korban kenal, segera lakukan video call untuk memastikan kebenaran informasi tersebut dan mengonfirmasi bahwa nomornya tidak sedang dibajak.

3. Pasang antivirus

Pratama sangat menyarankan agar masyarakat memasang antivirus di perangkat elektronik masing-masing. Saat komputer atau hp tidak sengaja masuk ke situs phising, maka antivirus akan memblokirnya.

Baca juga: Penipuan Modus Surat Tilang yang Kirim File APK via WhatsApp, Kenali Cara Kerja dan Bahayanya!

Pratama juga menjelaskan cara yang bisa dilakukan jika tidak sengaja menekan tautan penipuan itu.

Jika sudah telanjur mengisi data penipuan, segera ubah password dari akun instagram yang masih bisa diakses.

Namun, jika sudah teretas, segera lapor ke bagian help center Instagram agar akunnya bisa segera dipulihkan.

"Bila terlambat atau terlalu lama melakukan laporan ke help center, pada akhirnya akun medsos kita bisa benar-benar tidak kembali," tambahnya.

Mengingat banyaknya kasus penipuan online seperti ini, Pratama sangat menyarankan agar pemerintah membentuk Komisi Perlindungan Data Pribadi. Komisi tersebut berfungsi untuk mengatur peredaran data pribadi masyarakat agar tidak terjadi penipuan phishing lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com