KOMPAS.com - Sebuah video yang membahas efek buruk akibat sering tidur sambil menyalakan kipas angin ramai dibicarakan di media sosial TikTok.
Video tersebut diunggah oleh akun ini pada Jumat (3/6/2023). Dalam postingan tersebut, pengunggah meminta agar publik lebih berhati-hati demi kesehatan.
@geexmass Lebih Hati hati ya demi kesehatan #edukas #edukasikesehatan #kesehatan #informasikesehatan #informasipenting ? Rude Remix - DRXML
"Hati-hati. Bahaya kalau sering tidur pakai kipas angin," tulis pengunggah dalam videonya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa tidur menggunakan kipas angin bisa menyebabkan dehidrasi, hipotermia, kekurangan oksigen, asma dan alergi, bahkan Bell's Palsy.
"Jadi, solusinya jika pakai kipas angin arahkan ke tembok ya. Jangan ke wajah atau ke tubuh kita," tulis pengunggah lagi.
Hingga Rabu (12/4/2023), video tersebut telah ditonton 2,4 juta kali, disukai 24.600 pengguna TikTok, menuai 1.025 komentar, dan dibagikan 24.300 kali.
Lalu, benarkah sering tidur sambil menyalakan kipas angin menyebabkan dehidrasi, hipotermia, kekurangan oksigen, asma dan alergi, serta Bell's Palsy?
Baca juga: Cuaca Panas, Bahayakah Tidur Semalaman Pakai Kipas Angin?
Direktur RSU PKU Muhammadiyah Prambanan, dr. Dien Kalbu Ady menjelaskan bahwa penyakit-penyakit tadi belum tentu terjadi dipengaruhi oleh kebiasaan tidur sambil menyalakan kipas angin.
"Asma bisa terjadi kalau kipas angin dalam ruangan justru mensirkulasikan debu, tungau, atau zat alergen lain yang bisa mencetuskan asma," jelasnya kepada Kompas.com, Rabu (12/4/2023).
Selain itu, menurutnya, orang yang memakai kipas angin saat tidur memang bisa mengalami dehidrasi. Namun, kondisi kekurangan cairan ini tidak langsung disebabkan kipas angin.
"Terkena kipas angin kemudian menjadi sedikit minum sehingga mengalami dehidrasi ringan," lanjutnya.
Sementara itu, Dien tidak membenarkan bahwa Bell's Palsy terjadi akibat tidur menggunakan kipas angin.
"Untuk Bell's Palsy itu mitos karena penyebab terseringnya adalah virus," lanjutnya.
Bell's Palsy merupakan salah satu penyakit yang menyerang saraf wajah. Penderita akan merasa sisi wajahnya menjadi kaku dan sulit berekspresi.
Selain itu, Dien mengungkapkan kalau hipotermia juga tidak ada hubungannya dengan tidur memakai kipas angin.
Hipotermia adalah keadaan saat suhu tubuh turun drastis di bawah 35 derajat. Kondisi ini terjadi akibat tubuh terpapar suhu yang sangat dingin atau berada di dalam air terlalu lama.
"Kipas angin tidak menyebabkan penurunan kadar oksigen sehingga itu hanya mitos," tegasnya.
Baca juga: Bahayanya jika Anda Tak Membersihkan Kipas Angin Gantung Secara Rutin
Meskipun kondisi di atas tidak selalu timbul akibat tidur memakai kipas angin, Dien menyatakan tetap ada beberapa gangguan kesehatan yang mungkin terjadi jika kita selalu tidur menghadap kipas angin.
"Hidung dan tenggorokan jadi kering. Kondisi ini dapat memicu produksi mukus atau lendir berlebih, sinusitis, nyeri kepala, dan hidung mampet," jelasnya.
Selain itu, memakai kipas angin saat tidur dapat membuat mata dan kulit kering. Mata kering bisa picu iritasi. Sementara kulit kering rentan terinfeksi.
Dien menambahkan, orang yang sering tidur memakai AC juga dapat mengalami gangguan kesehatan.
Contohnya berupa nyeri kepala, sinusitis atau infeksi pada sinus, alergi dingin, dan memicu iritasi saluran napas.
"Apabila tidak rutin dibersihkan, udara menjadi kotor dan penuh zat iritan, bisa menjadi alergen atau pemicu alergi," lanjut Dien.
Baca juga: Cara Mudah Membersihkan Kipas Angin dari Kotoran dan Debu Ruangan
Dien menyebutkan ada beberapa solusi mencegah gangguan kesehatan saat ingin tidur memakai kipas angin atau AC.
Berikut hal yang dapat dilakukan:
"Hati-hati bagi yang punya penyakit yang pencetusnya zat alergen atau karena dingin," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.