Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Hujan Es di Toraja Utara, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 04/04/2023, 16:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Downdraft dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar yang terbentuk di puncak awan Cb tersebut turun ke dasar awan. Selanjutnya, butiran es akan keluar dari awan dalam keadaan masih dalam bentuk butiran dan dikenal dengan fenomena hujan es.

"Kecepatan downdraft dari awan Cb yang cepat dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara," jelasnya.

"Bahkan, ketika sampai jatuh ke permukaan bumi pun masih dalam bentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es," tambahnya.

Baca juga: Ramai soal Hujan Sporadis, Ini Penjelasan BMKG

Potensi cuaca ekstrem

Miming menyampaikan, pada April ini sebagian besar wilayah Indonesia masih memasuki periode peralihan musim (pancaroba) yang memiliki potensi akan cuaca ekstrem.

"BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada akan potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai kilat/petir, dan angin kencang yang masih dapat terjadi pada musim peralihan ini," ungkapnya.

Selain itu, Miming juga mengatakan bahwa masyarakat diharapkan untuk tetap waspada terhadap potensi dampak yang dapat ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, pohon tumbang, dan lainnya.

Baca juga: Banjir Semarang, Apa Penyebabnya? Ini Analisis Ahli Hidrologi UGM...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com