Pasukan sekutu mulai terdesak mundur ketika TKR bersama rakyat Ambarawa melakukan serangan balik.
Sempat terjadi pertempuran pada akhir November yang menyebabkan Inggris terdesak ke daerah pesisir.
Kolonel Soedirman jugak telah mengumpulkan para komandan sektor dan memberi instruksi guna melancarkan serangan ke paskan sekutu pada 11 November 1945.
Berawal dari situ, pasukan sekutu dapat diusir dari desa Banyubiru pada 5 Desember 1945 yang menjadi garis pertahanan terdepan.
Pasukan sekutu juga menerima serangan lain dari TKR bersama rakyat Ambarawa di dalam kota pada 12 Desember 1945.
TKR mampu mengepung pasukan sekutu di Benteng Willem (sekarang di Kecamatan Ungaran, Semarang) selama 4 hari 4 malam.
Pasukan sekutu akhirnya terjepit dan memutuskan angkat kaki dari Ambarawa pad 15 Desember 1945.
Tokoh atau pejuang yang gugur dalam Pertempuran Ambarawa pada 20 November 1945 adalah Letkol Isdiman.
Letnan Kolonel Isdiman adalah perwira Tentara Keamanan Rakyat yang gugur dalam Pertempuran Ambarawa.
Isdiman lahir di Pontianak pada 12 Juli 1913. Dia merupakan orang kepercayaan dari Kolonel Soedirman untuk mengatur siasat pertempuran di Ambarawa. Letkol Isdiman menjadi pemimpin pasukan yang berasal dari Purwokerto.
Semasa perjuangannya, Isdiman sudah berusaha menunjukkan keberanian dan kemampuannya sebagai seorang pemimpin.
Namun, sewaktu menjalankan tugas, Isdiman harus gugur. Ia diberondong tembakan pesawat tempur RAF pada 26 November 1945.
Ia pun dibawa ke Magelang. Namun, Letkol Isdiman gugur dalam perjalanan menuju ke Magelang.
Dilansir dari Direktorat Sekolah Menengah Pertama Kemdikbud, pertempuran TKR bersama rakyat Ambarawa melawan pasukan sekutu kemudian dikenal dengan Palagan Ambarawa.
Tanggal 15 Desember 1945 yang menjadi hari kemenangan TKR bersama rakyat Ambarawa kemudian diabadikan sebagai Hari Juang Kartika TNI AD.