Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Kebiasaan Bicara Sendiri Dikaitkan dengan Tanda Gangguan Mental dan Orang Cerdas, Benarkah? Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 18/03/2023, 12:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Christin menyampaikan, yang jadi persoalan adalah ketika seseorang berbicara sendiri dan dirinya merasa berada di alam atau di tempat lain, maka itu bisa saja merupakan gangguan psikologi.

Ia memberikan contoh, saat seseorang menonton film dan yang bersangkutan mendalami cerita dalam film tersebut, kemudian dia merasa menjadi tokoh dalam film hingga lupa dengan kehidupan sebenarnya atau kehidupan nyata, maka ini bisa menjadi gangguan.

"Seseorang mengalami gangguan mental atau tidak, bisa diketahui dengan apakah dia masih bisa kontak dan membedakan antara imajinasi dengan kenyataan dalam hidupnya," jelasnya.

"Jika seseorang masih bisa membedakan antara imajinasi dan realitas, maka berbicara sendiri itu adalah hal yang normal," tambahnya.

Baca juga: Viral, Twit Sebut Konsumsi Vitamin B Kompleks dan Minyak Ikan Bikin Daya Tangkap Meningkat, Ini Penjelasan Ahli Gizi

Orang cerdas berbicara berdasarkan data

Saat disinggung perihal berbicara sendiri dikaitkan dengan orang cerdas, menurutnya tidaklah relevan.

Christin menyampaikan bahwa orang cerdas jika berbicara, maka akan berdasarkan dari data-data. Selain itu, orang cerdas juga mampu beradaptasi dengan lingkungan.

Ia memberikan contoh, saat seseorang berbicara sesuatu yang aneh tentang masa depan, kita harus tahu bagaimana kehidupan dia sehari-hari. Apakah kesehariannya dalam beradaptasi dengan orang lain normal dan nyambung saat diajak bicara atau tidak.

"Jika kesehariannya normal dan tidak aneh (perilakunya), maka bisa saja kebiasaannya berbicara tersebut merupakan tanda dari kecerdasannya," ujar Christin.

Baca juga: Mengenal Magic Mushroom, Jamur Penyebab Halusinasi yang Masuk dalam Narkotika Golongan I

Salah satu gangguan mental adalah halusinasi

Meski terdengar serupa, halusinasi dan delusi memiliki beberapa perbedaan.Freepik Meski terdengar serupa, halusinasi dan delusi memiliki beberapa perbedaan.
Sementara itu, psikolog sekaligus dosen di Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, Ratna Yunita Setiyani menjelaskan, seseorang yang suka berbicara sendiri dan berimajinasi bisa dikatakan memiliki ganguan atau tidaknya itu tergantung imajinasinya.

Jika imajinasinya berupa pengembangan ide-ide dan rasional, itu bisa saja masuk ke kecerdasan. Namun, jika imajinasi yang dimaksud adalah halusinasi, maka itu berkaitan dengan gangguan psikologi.

"Jadi harus jelas dulu, bayangan atau imajinasinya itu seperti apa," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/3/2023).

Baca juga: Manfaat Puasa bagi Kesehatan Mental, Apa Saja?

Ia mengatakan, jika imajinasinya berupa halusinasi, maka itu adalah sesuatu yang tidak nyata dan tidak baik bagi kesehatannya.

Halusinasi sendiri memiliki bentuk yang bermacam-macam, ada halusinasi pikiran, halusinasi penglihatan, dan sebagainya. 

"Jika yang dibayangkan adalah tentang fake skenario tentang masa depan itu imajinasi yang tidak realistis, maka itu bisa masuk ke dalam salah satu gangguan psikologi," jelasnya.

Jika itu dilakukan secara terus menerus dan mengambil alih pikirannya, maka itu bisa masuk dalam obsesi yang tentu bisa menggangu kesehatan mentalnya.

Baca juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Mental, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com