Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trending di Twitter, Berikut Update Kondisi Gunung Merapi

Kompas.com - 11/03/2023, 15:26 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Aditya Priyatna Darmawan,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menjadi trending topic di media sosial, Twitter, Sabtu (11/3/2023) siang.

Warganet ramai membagikan unggahan perihal erupsi dan adanya hujan abu di sekitar Gunung Merapi.

Hingga Sabtu (11/3/2023) pukul 15.00 WIB, topik perihal Merapi sudah dibicarakan lebih dari 15.600 kali.

Baca juga: Potensi Bahaya Erupsi Merapi Siang Ini, BPPTKG: Guguran Lava dan Awan Panas

Diketahui, Gunung Merapi mengalami erupsi dengan memuntahkan awan panas guguran (APG) pada hari ini Sabtu (11/3/2023) pukul 12.12 WIB.

Dari informasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta, erupsi masih berlangsung hingga pukul 12.31 WIB.

"Jarak 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak. Saat ini erupsi masih berlangsung," sebut BPPTKG, dikutip dari rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (11/3/2023).

 

Baca juga: LINK Live Streaming Erupsi Gunung Merapi Hari Ini

Update kondisi Gunung Merapi 

Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DIY mengalami erupsi pada Sabtu 11 Maret 2023 pukul 12.12 WIBBPPTKG Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DIY mengalami erupsi pada Sabtu 11 Maret 2023 pukul 12.12 WIB

Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, dari pengamatan BPPTKG, teramati satu kali guguran lava dengan jarak luncur 1.500 meter ke barat daya.

"Suara guguran 2 kali dengan intensitas sedang dari Pos Babadan," ujarnya, seperti rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/3/2023).

Potensi bahaya saat ini yakni guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya mepiputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

"Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km," katanya lagi.

Pihaknya mengimbau masyarakat agar selalu mengantisipasi gangguan akibat debu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya layar terutama saat terjadi hujan di sepputar Gunung Merapi.

"Saat ini status Gunung Merapi masih dalam level III atau siaga sejak November 2020," tandasnya.

Baca juga: Potensi Bahaya Erupsi Merapi Siang Ini, BPPTKG: Guguran Lava dan Awan Panas


Abu vulkanik mengarah ke Barat

Sementara itu, berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan, awan panas guguran memicu abu vulkanik yang mengarah ke barat laut-utara.

"Karena faktor angin, abu vulkanik ke arah barat laut-utara. Kalau Pos Babadan saat ini sudah pasti terdampak awan panas guguran. Ini cukup tebal," ucap Yulianto, Petugas Pos Babadan, Sabtu (11/3/2023).

Lebih lanjut, pihaknya juga telah menerima laporan beberapa lokasi yang juga terdampak abu vulkanik.

Perinciannya yakni Desa Mangunsuko, Desa Dukun, Desa Paten dan Desa Sengi di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

Berikutnya Desa Wonolelo dan Desa Krogowanan di Kabupaten Magelang.

"Dan juga Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali," pungkasnya.

Baca juga: Gunung Merapi Erupsi Siang Ini, Abu Vulkanik Mengarah ke Barat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com