“Tenang di Surga ya Tangguh, kamu disaat kritis saja tetap terlihat Tangguh, apalagi saat kamu masih sehat dulu pasti jagoan kampung, lari-lari disurga ya Tangguh,” tulis warganet lainnya.
“Run free Tangguh. Namamu membuat kami semua Tangguh,” tulis warganet berbeda.
Baca juga: Cacat Lokasi Depo Pertamina Plumpang, Kawasan Berbahaya Buah Koordinasi Tata Ruang Buruk
Doni mengungkapkan, Tangguh mati karena komplikasi luka yang diakibatkan oleh kebakaran Depo Pertamina Plumpang.
“Kondisi luka bakarnya yang meluas, ada gangguan saluran pernapasan. Kami duga karena uap pertalite yang menyebar pra kebakaran sehingga nafas dia susah,” ungkapnya.
“Dan potensi keracunan via asap itu karena banyaknya liur (hipersalivasi) dan lendir dari hidung,” lanjutnya.
Tangguh juga diketahui menderita luka sariawan pada bagian dalam mulut.
Baca juga: Manakah yang Lebih Baik, Pindahkan Depo Pertamina Plumpang, atau Warga Direlokasi? Ini Kata Pengamat
Sementara itu, Dokter Hewan dari Radhiyan Pet and Care, Radhiyan Fadiar Sahistya mengungkapkan, Tangguh mengalami luka bakar sekitar 50 persen.
“Saat datang (ke klinik), posisinya luka bakar sekitar 50 persen,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/3/2023).
Selain itu, Tangguh juga mengalami dehidrasi yang parah dan infeksi pernapasan.
“Sebelum bencana ini, kemungkinan besar Tangguh sebelumnya sudah sakit (pernapasan). Terus kedua, karena paparan gas Pertamina,” ujarnya.
Radhiyan mengungkapkan, Tangguh sempat akan dilakukan x-ray untuk dicek tingkat keparahan gangguan pernapasannya.
"Sebenarnya untuk kucing ini sudah akan dilakukan untuk tindakan x-ray untuk dilihat derajat gangguan pernapasannya. Namun, belum memungkinkan karena luka yang parah,” jelasnya.
Baca juga: Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Telan Korban, Bagaimana Biaya Pengobatannya?
Saat dirawat, Tangguh diberikan cairan infus yang disuntik langsung ke tubuhnya dan cairan elektrolit melalui oral dengan dibarengi makanannya.
Hal itu dilakukan untuk menurunkan tingkat dehidrasi yang dialami.