Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Litla Dimun, Pulau Terpencil Tak Dihuni Manusia yang Bertudung Awan

Kompas.com - 13/02/2023, 18:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Di Kepulauan Faroe, ada satu pulau kecil yang istimewa karena disebut memiliki awan pribadi.

Jika hari tengah cerah, pulau kecil yang berbentuk kerucut itu akan ditutupi tudung berupa gumpalan awan yang menyerupai topi.

Nama pulau kecil itu adalah Litla Dimun, yaitu pulau terkecil dari gugusan 18 pulau yang ada di Kepulaan Faroe.

Kepulauan Faroe sendiri adalah sekelompok pulau kecil-kecil yang terletak di Samudra Atlantik, tepatnya 320 kilometer utara-barat laut Skotlandia, sekitar 580 kilometer dari Norwegia dan sekitar 430 kilometer dari Islandia. 

Baca juga: Mercusuar Paling Terpencil di Dunia, Pernah Membuat Penjaga Gila akibat Tersiksa Sepi

Jenis awan di Litla Dimun

Dilansir dari Atlas Obscura, awan pribadi milik Litla Dimun adalah awan lentikular. Awan stasioner ini biasanya terbentuk di atas puncak gunung atau daratan menonjol lainnya.

Awan lentikular adalah awan gelombang orografik yang terbentuk ketika udara stabil dan angin bertiup melintasi bukit dan pegunungan dari arah yang sama atau serupa dari ketinggian yang berbeda melalui troposfer.

Disebut lentikular karena awan ini memang berbentuk mirip lensa.

Awan ini akan melayang tepat di puncak pulau Litla Dimun, kadang-kadang tumpah ke tanah hijau saat udara di laut sangat dingin.

Ahli meteorologi Jesse Ferrell mengatakan kepada AccuWeather bahwa awan lentikular terbentuk ketika udara bergerak di atas pegunungan, dan bersuhu cukup dingin untuk kemudian terjadi kondensasi.

“Awan lentikular berbeda dari awan lain karena ia tidak bergerak. Mereka terus-menerus direformasi di lokasi yang sama oleh udara baru yang naik ke atas gunung, memadatkan dan menghasilkan awan,” ujar Ferrell.

Karena sifatnya yang menetap dan tidak bergerak, beberapa orang mengira awan ini sebagai UFO.

Baca juga: Rumah Tersepi di Dunia Akhirnya Laku, Pembeli Menikmati Potongan Surga di Setiap Senjanya

Apakah Litla Dimun dihuni manusia? 

Masih dari sumber yang sama, dari gugusan pulau di Faroe, hanya Litla Dimun daratan kecil yang tak pernah dihuni oleh manusia hingga kini.

Meski begitu, selama berabad-abad, tetap ada manusia yang rutin mengunjungi pulau itu untuk merawat binatang yang menguasai Litla Dimun, yaitu domba-domba.

Hingga pertengahan abad ke-19, domba Litla Dimun menguasai pulau yang berdinding cukup terjal tersebut.

Masyarakat setempat meyakini mitos bahwa domba liar berekor pendek berwarna hitam ini adalah keturunan hewan yang dibawa ke daerah tersebut selama era Neolitikum. Sayang, perburuan liar membuat domba langka itu mulai punah di tahun 1800-an.

Sebelumnya, para peternak akan menyambangi Litla Dimun, memanjat tebingnya yang licin, dan mengumpulkan domba untuk dibawa kembali ke pulau utama.

Sedangkan dilansir dari Amusing Planet, sepertiga selatan pulau berupa tebing terjal yang ditumbuhi berbagai macam vegetasi. Tinggi tebing mencapai 414 meter (1.358 kaki).

Manusia kuno tak mudah mencapai pulau tersebut.

Untuk bisa mencapai Litla Dimun dan mencari domba, harus dilakukan dalam cuaca yang sangat cerah.

Tebing sendiri juga dapat didaki dengan bantuan tali yang dipasang oleh pemilik domba.

Baca juga: Kisah Rumah Terpencil di Dunia di Pantai Selatan Islandia

Menarik banyak wisatawan

Pulau terpencil yang punya topi awan lentikular ini menarik banyak minat wisatawan.

Namun disebutkan dalam Atlas Obscura, tak semua orang bisa mendaki tebing Litla Dimun karena sangat curam dan berbahaya.

Dan manusia hanya bisa mendekati pulau itu ketika cuaca sangat sempurna, cerah tanpa gangguan cuaca apapun.

Sehingga para wisatawan yang jatuh cinta pada pulau terpencil ini biasanya disarankan agar cukup mengaguminya dari kejauhan saja, dari desa Hvalba dan Sandvík yang ada di pulau Suduroy.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Tren
16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com