Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Perginya "Malaikat" Kepolisian

Kompas.com - 11/02/2023, 09:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Malaikat Berbaju Coklat

Kenapa saya sebut cara Tuhan begitu “menggemaskan” di tubuh kepolisian? Di saat mata publik tertuju kepada citra Polri yang disorot negatif, Tuhan terus menunjukkan masih ada – bahkan sebenarnya lebih banyak kebaikan-kebaikan di jajaran Bhayangkara. Ada “malaikat” berbaju dinas coklat dan polisi itu bernama Rochmat Tri Marwoto, berpangkat Inspektur Satu.

Samudera kebaikannya begitu memesona dan menjungkirbalikkan logika. Untuk berbuat baik ternyata oleh Rochmat Tri Marwoto dibuktikan tidak harus kaya terlebih dahlu dan berpangkat tinggi. Sejak 2007, dengan gajinya yang pas-pasan Iptu Rochmat bersama istrinya bahu-membahu membiayai kehidupan puluhan anak yatim piatu dan anak-anak dari keluarga tidak mampu.

 

Baca juga: Iptu Rochmat Tri Marowoto, Polisi di Madiun yang Hidupi 79 Anak Yatim Piatu, Meninggal Dunia

Tidak hanya urusan makan dan tempat tinggal, polisi baik itu juga membiayai sekolah hingga kuliah anak-anak asuhnya. Bagaimana “matematika” penghasilan seorang polisi berpangkat Iptu bisa mencukupi kehidupan “keluarga besarnya”?

Ternyata Rochmat bertenaga “Gatotkaca” dan berjiwa malaikat. Usai menjalankan kewajiban dinasnya, Rochmat langsung berkebun agar hasil panen bisa digunakan untuk membayar segala kebutuhan anak-anak asuhnya. Istrinya juga membuka toko kelontong, jual buah-buahan agar bisa menyediakan makan untuk anak-anak asuhnya.

Rata-rata setiap harinya, istri Rochmat menyediakan delapan liter beras untuk ditanak agar cukup dimakan seluruh keluarga besarnya. Lengkap dengan sayur dan lauk pauknya.

Untuk kebutuhan makan, uang saku, dan uang pendidikan, Rochmat masih harus menyediakan Rp 8 juta saban bulannya (Kompas.com, 10/02/2023).

Polisi baik yang mukim di Dusun Jati, Desa Klagenserut, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun itu, berjiwa sosial karena latar belakangnya yang sangat “susah”. Saat berdinas di Jakarta, Rochmat menyempatkan menempuh pendidikan S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Indonesia.

Agar bisa membiayai kuliahnya, Rochmat harus menjadi pengojek di sela-sela waktu senggangnya antara waktu berdinas dan waktu kuliah.

Rochmat tidak sekedar baik di kehidupan tetapi juga “keren” di penugasan. Pernah ditunjuk sebagai pasukan perdamaian dalam misi PBB di Afrika Tengah, mantan personel Detasemen C Pelopor Satuan Brimob Polda Jawa Timur tersebut terakhir menjabat Kanit Reskrim Polsek Wungu Polres Madiun.

Berkat welas asihnya, Rochmat dan istri berhasil mengantarkan anak-anak asuhnya menjadi “orang”. Ada yang menjadi personel Polri, PNS, pegawai swasta, dan lain-lain. Sudah sekitar 79 anak asuh yang dientaskan Rochmat. Rochmat juga aktif membina OSIS, mengajarkan latihan baris-berbaris dan kesapmataan ke sekolah-sekolah menengah.

Penerima berbagai penghargaan dari Polda Jawa Timur, pimpinan tertinggi Polri dan berbagai institusi itu akhirnya “terbang” menuju rumah Tuhan. Polisi yang baik, yang memberikan teladan kebaikan untuk semua polisi bahkan kita semua wafat pada 8 Februari 2023 di Madiun, Jawa Timur.

“Malaikat” berbaju polisi yang bernama Rochmat Tri Marwoto meninggalkan sebuah pesan bagi rekan-rekannya sesama polisi. Jabatan dan pangkat yang disandang setiap anggota polisi adalah titipan sehingga sewaktu-waktu bisa tanggal. Kebaikan dan ketulusan seorang personel polisi sangat begitu membekas di masyarakat. Tidak perlu berpangkat tinggi dan kaya raya lalu bisa membantu orang yang papa.

Jika almarhum Rochmat Tri Marwoto harus tunggang langgang mengumpulkan dana bagi biaya pendidikan dan makan anak-anak asuhnya, tentu tidak bisa disamakan dengan cara AKBP Harnoto yang lolos menjadi Hakim Ad Hoc Hak Asasi Manusia pada Mahkamah Agung. AKBP Harnoto yang pernah berdinas di korps Bhayangkara selama 33 tahun, 20 tahun di antaranya menjadi penyidik dan 13 tahun berdinas di pendidikan Polri, kerap menjawab pertanyaan hakim Komisi Yudisial yang mengujinya bahwa dirinya pernah “menerima” uang saat berdinas (Kompas.com, 02/02/2023).

Narasi “rezeki entah dari mana” yang pernah diucapkan Harnoto namun tidak bisa dijawab dengan gamblang apakah datang dari proses pelaksanaan tugas seperti penyelidikan, biaya penyidikan atau lainnya. Menurut Harnoto, dalam pelaksanaan tugas di kepolisian saat itu terdapat tim, unit, kesatuan kecil serta pengelolaan anggaran.

Baca juga: Sosok Mendiang Iptu Rochmat yang Hidupi 79 Anak Yatim Piatu sejak Tahun 2007

Kisah-kisah kebaikan seperti apa yang dilakukan mendiang Rochmat Tri Marwoto sebenarnya juga banyak dilakukan oleh personel Polri di berbagai daerah. Hanya saja, kebaikan dan ketulusan mereka “luput” dari kamera awak media dan jepretan netizen.

Personel Polri yang berdinas di pelosok Papua begitu dekat dan menjadi penolong dari mamak-mamak yang ingin menukar hasil kebun dengan mi instan, gula, kopi dan beras. Kebaikan personel Polri di Papua menjadi jembatan persaudaaraan sebagai sesama anak bangsa.

Sahabat saya yang berdinas di Samsat Depok dan berpangkat Iptu pun jengah dan merasa malu dengan pemberitaan kasus-kasus besar yang melibatkan petinggi-petinggi Polri. Seolah semua polisi adalah sama seperti Ferdy Sambo, Teddy Minahasa, Bambang Kayun, atau Ismail Bolong. Tidak semua polisi seperti itu. Masih banyak lagi polisi yang baik.

Sementara sahabat saya berpangkat Kombes yang menjadi analis kebijakan utama di Itwasum Polri kerap membagikan tausiah pengingat bahwa kehidupan itu bersifat fana. Kebaikan harus menjadi kelakuan pribadi setiap hembusan nafas.

“Temani dunia ini dengan jasadmu, akan tetapi ceraikanlah ia dengan kalbumu.” – Imam Al-Junaid Al-Bagdadi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Tren
Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Tren
Mungkinkah 'Psywar' Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Mungkinkah "Psywar" Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Tren
Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Tren
Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Tren
Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Tren
Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Tren
Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Tren
Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Tren
Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tren
Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Tren
Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Tren
Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi 'Fraud'

Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi "Fraud"

Tren
5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com