KOMPAS.com - Kisah seorang ayah memegang tangan putrinya yang telah tiada akibat tertimpa reruntuhan bangunan gempa M 7,8 Turkiye, Senin (6/2/2023).
Dalam foto yang dilansir dari AFP tersebut, seorang pria berjaket oranye tampak terduduk lemas di sisa-sisa bangunan yang hancur.
Mestu Hancer, nama pria tersebut, tampak memegang tangan kiri Irmak, putrinya yang telah tiada karena tertimbun reruntuhan bangunan akibat gempa.
"Mesut Hancer memegang tangan putrinya yang berusia 15 tahun, Irmak, yang meninggal dalam gempa bumi di Kahramanmaras," tulis AFP, dalam unggahan pada Rabu (8/2/2023).
Begini kisahnya...
Baca juga: Kisah Pilu Anak Terjebak Hampir 45 Jam di Reruntuhan dari Gempa Turkiye
Dilansir dari The Guardian, Hancer tak beranjak dari tempat Irmak, putrinya yang sedang beranjak remaja ditemukan tewas.
Ia dan putrinya tinggal di sebuah apartemen. Saat gempa besar itu menerjang, Irmak sedang berbaring di tempat tidurnya.
Di tempat tidur itulah Irmak harus kehilangan nyawanya akibat tertimpa puing beton, pecahan kaca, dan batu-bata.
Dalam foto yang beredar luas, dua blok beton berukuran besar itu tampak menindih tubuh Irmak di tempat tidurnya.
Terlihat pula tempat tidur berwarna putih Irmak yang sudah porak-poranda tertimpa reruntuhan bangunan.
Dikutip dari Daily Mail, beberapa foto dari akun Facebook sang ayah Hancer memperlihatkan kedekatannya dengan putrinya, Irmak.
Hancer dan putrinya tampak menghabiskan momen-momen kebersamaan, salah satunya ditunjukkan ketika mereka cuci tangan berdua.
Foto lainnya juga memperlihatkan wajah asli Irmak dalam balutan dress berwrna biru muda dengan rambut yang tergerai.
"Gadis itu terlihat mengenakan rok dan kemeja merah muda yang serasi di pantai pada gambar ketiga, juga diambil tujuh tahun lalu," tulis Daily Mail.
Beredarnya foto Hancer memegang tangan Irmak yang kulitnya sudah pucat di tengah renruntuhan bangunan hanyalah satu dari sekian peristiwa menyentuh usai Turkiye diguncang gempa bermagnitudo besar.
Sebelumnya, Al Jazeera melaporkan seorang bayi yang selamat setelah tertimbun reruntuhan bangunan di Provoonsi Sanliurfa, Turkiye.
Momen penyelamatan begitu mengharukan lantaran bayi malang tersebut terperangkap di bawah puing-puing bangunan selama 53 jam.
Tak hanya itu, petugas penyelamat juga mengevakuasi anak perempuan berusia 14 tahun yang lebih dari 40 jam terperangkap di reruntuhan bangunan.
"Ketika tim penyelamat membawanya keluar, hal pertama yang ia katakan adalah, ‘Tolong selamatkan ayah saya juga'," kata Resul Serdar dari Al Jazeera.
"Ayahnya punya hubungan yang dekat dan ia juga masih hidup. Belakangan, pada malam hari, ayahnya juga ditarik keluar dari reruntuhan, tetapi sayang dua anggota keluarga lainnya tidak selamat," pungkasnya.
Baca juga: Polri Kirim Tim untuk Bantu Cari Korban Bencana di Turkiye dan Suriah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.