Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil dan Gaji Kepala Otorita IKN Bambang Susantono

Kompas.com - 02/02/2023, 10:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Latar belakang pendidikan

Beberapa jabatan mentereng yang diemban Bambang selama masuk dalam pemerintahan dan BUMN tak bisa dilepaskan dari latar belakang pendidikannya yang ciamik.

Ia pernah menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan University of California Barkeley di Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Basuki Targetkan Hunian ASN di IKN Mulai Dibangun Juni, Buat 16.900 Orang

Bambang lulus dari jurusan Teknik Sipil IPB tahun 1987 dan merampungkan studinya di University of California Barkeley tahun 1995 dan 1998.

Di University of California Barkeley, ia mendapatkan gelar Master of City and Regional Planning dan Master of Civil Engineering Transportation.

Setelah jenjang S-1 dan S-2, Bambang memilih melanjutkan studi ke program Doctor of Philosophy bidang Insfrastructure Planning di univierstas yang sama dan merampungkan studinya tahun 2000.

Baca juga: Basuki Targetkan Hunian ASN di IKN Mulai Dibangun Juni, Buat 16.900 Orang

Sepak terjang Bambang Susantono

Posisi yang pernah diduduki Bambang sebelum dilantik sebagai Kepal Otorita IKN adalah plt. Menhub, WaMenhub, Komisaris Garuda, hingga Ketum MTI.

Di Kemenhub, Bambang membantu percepatan jalur rel ganda kereta api setelah EE Mangindaan mengundurkan diri sebagai Menhub.

Baca juga: 47 Tower Apartemen Akan Dibangun di IKN untuk Rumah Dinas ASN, TNI, dan Polri

Ia juga pernah berkiprah di luar negeri sebagai Wakil Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB) dengan bidang Manajemen Pengetahuan dan Pembangunan Berkelanjutan.

Perjalanan kariernya berlanjut sebagai Presiden Intelligent Tranport Sytem (ITS), koordinator LSM Forum for Transportation, Vice President East Asia Society of Transportation Studies, dan Board of Trustees The South North Foundation.

Di samping kariernya di pemerintahan dan BUMN, Bambang menjadi pengajar dan pembimbing tesis pada Program Pascasarjana bidang Ilmu Teknik Universitas Indonesia (UI).

Baca juga: Alasan di Balik Biaya Bangun Rumah Menteri di IKN Rp 14 Miliar Per Unit

Ia pernah melakukan penelitian dengan sepuluh profesor tentang fenomena transportasi di beberapa kota megapolitan di Asia Timur.

Harta kekayaan Bambang Susantono

Menurut laporan tahun 2022 lalu, Bambang memiliki harta kekayaan senilai Rp 34.433.379.682 (Rp 34 miliar).

Jumlah ini meningkat drastis dari laporan harta kekayaan pejabat negara (LHKPN) pada 26 November 2014 yang pada saat itu senilai Rp 2.035.608.000.

Baca juga: Jokowi Bertemu Fadjroel Rachman di Istana, Bahas Target Investasi ke IKN dari Kazakhstan

Bambang memiliki sembilan bidang tanah dabn bangunan senilai Rp 26.233.160.000 yang tersebar di Tangerang Selatan, Bekasi, dan Depok.

Ia juga memiliki alat transportasi dan mesin berupa lima uni sepeda tahun 2012 yang merupakan hasil sendiri senilai Rp 30.000.000.

Harta bergerak lainnya senilai Rp 1.500.000.000, surat berharga senilai Rp 270.000.000, kas dan setara kas Rp 2.428.069.682, dan harta lainnya senilai Rp 3.972.150.000.

Baca juga: Badan Otorita Sebut 70 Perusahaan Swasta Antre Mau Berinvestasi di IKN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Tren
Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Tren
Mengenal 'Bamboo School' Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Mengenal "Bamboo School" Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Tren
Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Tren
Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Tren
Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Tren
Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Tren
UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

Tren
Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

Tren
Dulu Berseberangan, Apa yang Membuat PDI-P Kini Melirik Anies Baswedan?

Dulu Berseberangan, Apa yang Membuat PDI-P Kini Melirik Anies Baswedan?

Tren
Head to Head Indonesia Vs Filipina, Garuda di Atas Angin

Head to Head Indonesia Vs Filipina, Garuda di Atas Angin

Tren
Kapolda Ahmad Luthfi Segera Jadi Irjen Kemendag, Bagaimana Nasibnya pada Pilkada Jateng 2024?

Kapolda Ahmad Luthfi Segera Jadi Irjen Kemendag, Bagaimana Nasibnya pada Pilkada Jateng 2024?

Tren
Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com