Dikutip dari website Perhimpunan Entomologi Indonesia, fenomena zombi fungi atau jamur zombi pada serangga ini terjadi akibat jamur bernama Cordyceps atau Ophiocordyceps unilateralis.
Jamur Cordyceps juga sempat ramai dibahas karena muncul dalam serial The Last of Us yang mengambil setting Jakarta pada tahun 2003.
Cordyceps biasa hidup di semak hutan tropis dan menyerang serangga, terutama semut.
Jamur Cordyceps menggunakan tubuh makhluk lain sebagai inang atau tempatnya bernaung dan tumbuh.
Jamur yang menyerang serangga akan mampu mengambil alih sistem saraf dan otak korban. Akibatnya, serangga tersebut dapat dikendalikan seperti zombi.
Baca juga: Apa Itu Jamur Cordyceps yang Muncul di Serial The Last of Us?
Saat hidup di badan serangga, jamur ini akan menginfeksi dan memakan jaringan tubuh inangnya. Otak korban juga akan terserang hingga rusak dan membuat serangga bergerak tidak teratur seperti zombi.
Semut yang terserang otaknya akan naik ke atas batang atau tumbuhan untuk mencari sinar matahari yang paling terang.
Semut yang berjalan merangkak naik pelan-pelan dan berhenti bergerak lalu mati.
Beberapa jam setelah serangga mati, jamur Cordyceps menembus tengkorak dan menempati kepala korbannya.
Cordyceps akan terus tumbuh membentuk batang lidi hingga suatu hari ujung jamurnya pecah dan menebarkan spora.
Spora-spora ini akan menyebar dan menyerang serangga lainnya di sekitar lokasi kejadian.
Untuk mencegah penularan kepada semut, semut-semut penjaga akan mengawasi semut zombie dan membuangnya jauh terpisah dari koloni semut yang lain.
Hingga sekarang, belum ada penelitian yang membuktikan apakah jamur Cordyceps bisa menular kepada manusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.