Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup di Kapal Yacht Selama 5 Tahun, Ika Permatasari-Olsen: Tak Ada Rencana Menetap Lagi di Darat

Kompas.com - 07/01/2023, 09:25 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Selain persiapan menghadapi badai, Ika dan sang suami juga selalu memasok bahan makanan selama mereka berada di laut.

Kalau pun harus berlayar dalam waktu lama, Ika mengatakan bahwa mereka bisa menyiapkan amunisi makanan dan minuman dalam kulkas.

Baca juga: Masuk Indonesia via Bali atau Kepri Boleh Gunakan Kapal Pesiar dan Yacht

Sukarelawan membersihkan pantai

Hidup mengarungi lautan bersama orang terkasih selama lima tahun, Ika mengaku masih bekerja di bawah perusahaan yang sama seperti saat di Surabaya.

Bedanya, sang suami yang merupakan seorang pilot memilih resign dan pensiun sebelum pandemi, dan berganti fokus mengurus bisnis keduanya.

Semasa pandemi, keduanya menghadapi situasi tak mudah. Kala itu, Eropa menghadapi hari pertama lockdown dan membuat mereka tak bisa menembus perbatasan Perancis.

Sebagai gantinya, mereka yang hendak bertandang ke Norwegia, negara asal sang suami, masuk melalui Belanda yang saat itu masih membuka perbatasan negara.

Namun di Belanda, kapal mengalami kerusakan yang membuat mereka berlabuh selama kurang lebih satu bulan untuk perbaikan.

Begitu kapal selesai diperbaiki, pasangan ini memutuskan untuk hanya berlayar di sekitar Norwegia, mengarungi laut selatan hingga ke utara.

Di tengah-tengah kegiatan berlayar, bertemulah Ika dengan lembaga swadaya masyarakat (NGO) yang melakukan kegiatan bersih-bersih pantai.

"Karena kita juga nggak ngapa-ngapain, bisnis waktu itu juga sangat sangat slowing down, jadi kita punya banyak waktu, akhirnya ikutan volunteer," papar Ika.

Sepanjang 2020 menuju 2021 itulah, Ika dan suami turut serta membersihkan sampah di sepanjang pantai Norwegia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ika Permatasari-Olsen (@janedoeisliving)

"Kalau orang yang suka traveling pasti suka"

Membagikan keseruan hidup di atas kapal selama lima tahun, Ika mengaku masalah tagihan kerap menghantui dan masuk segmen duka dalam petualangannya.

Sebab, biaya perawatan kapal miliknya cukup besar, apalagi terdapat beberapa fasilitas dan barang-barang yang jarang digunakan.

"Mungkin kalau kapal lebih kecil, lebih sedikit maintenance-nya. Tapi kalau kapal yang gede, lebih rumit, ada mesin ini, oh ada generator ini, dan lain-lain," papar Ika.

Namun, duka itu sebanding dengan pengalaman yang dia peroleh selama mengarungi laut bersama keluarga kecilnya.

Ika mengungkapkan, orang yang suka traveling pasti akan menyukai tinggal di kapal seperti dirinya.

Pasalnya, kehidupan di atas kapal membuatnya tidak menetap hanya di satu tempat dan lebih bisa mengeksplorasi beragam destinasi.

"Banyak tujuan-tujuan yang kita kunjungi atau tempat-tempat yang kita kunjungi tidak bisa diakses dari darat dan hanya bisa dari laut, kita punya privilege itu," tandas Ika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com