Dampaknya menyebabkan trauma dingin. Kemudian, sifat lain dari nitogen cair adalah korosif.
"Nitrogen cair bersifat korosif ke kulit kita, apalagi bila kena mukosa saluran cerna," ujar dia.
Menurut Muzal, jika nitrogen cair tertelan saat masih dalam bentuk cair meski hanya sedikit, maka bisa menyebabkan erosi.
Erosi inilah yang menimbulkan gejala-gejala seperti yang dialami pasien.
Ia menambahkan, segala efek samping yang ditimbulkan oleh nitrogen cair yang terkonsumsi juga bisa menyertai orang dewasa, tidak hanya anak-anak.
"Zat korosif bisa pada semua umur. Hanya pada anak mukosa ususnya lebih tipis dan lebih mudah bocor," sambung dia.
Meski demikan, Muzal menyampaikan, orang yang pernah atau sempat makan "chiki ngebul", tetapi tidak menimbulkan gejala sakit, maka tidak ada dampak jangka panjang.
"Kemungkinan bila tidak ada gejala erosi di usus karena tertelan bentuk cairnya, tidak ada dampak jangka panjang," ucap dia.
Baca juga: Ramai Jajanan Ice Smoke, Aman atau Tidak Dikonsumsi?
Muzal mengatakan, untuk mengetahui adanya zat erosi pada makanan atau jajanan tertentu secara pasti, maka harus tahu kandungan isinya atau komposisi bahan makanan tersebut.
"Bahan korosif banyak terdapat di sekeliling kita, dipakai untuk berbagai hal
Seperti asam sulfat, asam klorida, natrium hidroksida, formalin, amonia, dan lainnya," katanya.
Menurut Muzal, bahan tersebut harus disimpan di tempat yang khusus dan tidak boleh terjangkau oleh anak-anak.
Kebanyakan kecelakaan terjadi akibat kelalaian dalam menyimpan bahan tersebut.
"Banyak kejadian anak (di bawah 5 tahun) yang tertelan air aki (asam sulfat) karena disimpan di botol air minum, sehingga anak menyangka itu minuman," lanjut dia.
Ia mengatakan, secara sederhana bisa juga zat tersebut diketahui dari rasa dan bau makanan.
"Bila rasanya terlalu asam, terlalu pahit, menyengat di mulut kemungkinan bersifat korosif atau makanan yang berbau tidak wajar yang terindikasi adanya gas sebaiknya jangan dimakan," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.