Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kucing Betina Rawan Terkena Pyometra, Ini Gejala dan Pengobatannya

Kompas.com - 31/12/2022, 11:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi informasi mengenai adanya kucing yang mengalami pyometra dan sedang berjuang untuk sembuh viral di media sosial pada Kamis (29/12/2022).

"Doain ya mengku kena pyometra skrg lg ditangani semoga dia bisa survive ada yg pernah juga? Bagi pengalamannya dong," tulis pengunggah dalam twitnya.

Twit juga dilengkapi dengan foto kucing berbulu putih dengan luka jahitan di bagian perutnya.

Adapun beberapa warganet ada yang belum mengetahui mengenai penyakit pyometra pada kucing.

"Mau tanya nder, Tanda2 pyometra nya gimna nder?" tulis warganet ini.

"Btw Pyometra tu apa?" tulis warganet lain.

Lalu, apa itu pyometra dan apa saja gejala, pencegahan, dan pengobatannya?

Baca juga: Kenali Gejala Sakit Gigi pada Kucing dan Anjing


Penjelasan dokter

Dosen Departemen Ilmu Penykit Dalam FKH Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Raharjo menjelaskan, pyometra adalah peradangan pada dinding dalam uterus/rahim yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri.

Menurut dia, penyakit ini dapat ditularkan melalui beberapa rute seperti infeksi saluran reproduksi yang melanjut maupun ditularkan melalui perkawinan (penyakit menular seksual).

Selain itu, Slamet mengatakan bahwa kucing yang terinfeksi bakteri penyebab pyometra akan memunculkan gejala dalam beberapa waktu kemudian.

Artinya, bakteri butuh waktu inkubasi di dalam tubuh kucing.

"Sejak infeksi sampai menunjukkan gejala klinis butuh waktu beberapa hari sampai beberapa minggu," ujar Slamet saat dihubungi Kompas.com, Jumat (30/12/2022).

Baca juga: Mengapa Kucing Suka Membuntuti Kita? Ini Alasannya

Gejala pyometra

Ilustrasi kucing hamil. SHUTTERSTOCK/NATALYA EROFEEVA Ilustrasi kucing hamil.
Slamet menjelaskan, ada beberapa gejala atau tanda yang terlihat ketika kucing sedang mengidap pyometra.

"Gejala awal ditandai dengan demam ringan yang kemudian membaik tanpa pengobatan antibiotik, namun infeksi pada dinding rahim berlanjut," ujar Slamet.

Infeksi ini lah yang kemudian menghasilkan nanah yang terkumpul dalam rahim, dari jumlah sedikit sampai sangat banyak.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com