Sementara itu, Reni mengungkapkan adanya perubahan prilaku Brigadir J setelah ditunjuk menjadi kepala ajudan keluarga Sambo.
Menurutnya, hal ini berdasarkan informasi yang konsisten dari para informan mengenai beberala hal.
Ia menjelaskan, kecerdasan Brigadir J berfungsi dengan batas normal dan tidak dijumpai adanya riwayat tingkah laku Yosua melanggar aturan dan terlibat perkelahian.
Saat menjadi polisi, Brigadir J dikenal sebagai anggota cekatan, berdedikasi, tak pernah membantah, patuh, dan mampu bekerja dengan baik.
Hal ini yang membuatnya layak direkomendasikan sebagai kepala ajudan.
Namun, muncul perubahan sikap setelah penunjukan ini. Disebutkan bahwa Brigadir J berpenampilan lebih mewah dari sebelumnya, serta mulai menunjukkan power dan dominasinya.
"Berperilaku yang dinilai ada kalanya tidak selayaknya ADC, merasa lebih percaya dan lebih diistimewakan oleh Bu Putri dan memiliki keberanian untuk menunda serta tidak melaksanakan perintah atasan, lebih mudah tersinggung dan merespons kemarahan," kata Reni.
Baca juga: Pertanyakan Klaim Putri Candrawathi, Pakar Sebut Dugaan Perkosaan Hanya Bisa Dibuktikan dengan Visum
Reni memaparkan, keterangan Putri Candrawathi tentang kekerasan seksual di Magelang, Jawa Tengah juga memenuhi unsur kredibel atau dapat dipercaya.
Untuk mencapai kesimpulan itu, Reni menggunakan teori psikologi yang diambil dari riset yang dilakukan psikolog Bull dkk pada 2004.
Riset tersebut menjelaskan adanya tujuh indikator keterangan bisa disebut kredibel atau tidak.
"Pada keterangan Ibu Putri memenuhi ketujuhnya. Jadi yang pertama ada detail informasi yang detail cukup kaya informasinya, cukup detail tentang apa yang terjadi," ujar Reni.
Keterangan Putri Candrawathi mengenai kekerasan seksual di Magelang juga disebut memenuhi unsur kedua yaitu akurasi yang sesuai dengan situasi.
Selain itu, keterangan Putri juga dinilai bersesuaian dengan situasi yang disebutkan Susi bahwa pintu kamar Putri sempat dibuka dan ditutup kembali.
"Ada informasi dari Pak Kuat bahwa Yosua celingukan dan itu timing-nya jika kita coba dalam circumtantial evidence itu saling berkesinambungan, relevan dan konsisten seperti itu," ujar Reni.
Putri juga disebut menceritakan peristiwa kekerasan seksual secara detil dan alur cerita yang tidak terpotong-potong.
"Kemudian, juga alur dari apa yang disampaikan bisa dijelaskan secara teoritis termasuk mengenai relasi kuasa di dalam konstruksi gender," kata Reni.
(Sumber: Kompas.com/Singgih Wiryono | Editor: Novianti Setuningsih, Bagus Santosa, Diamanty Meiliana)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.