Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aryo S Eddyono
Dosen

Doktor Kajian Budaya dan Media UGM. Dosen Magister Ilmu Komunikasi UBakrie. Mengamati Isu-isu Jurnalisme dan Demokrasi, Media dan Budaya Populer, dan Komunikasi Politik.

Kejahatan Siber, Jangan Ada yang Tertipu di Antara Kita

Kompas.com - 12/12/2022, 11:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Alhasil, situasi ini dimanfaatkan oleh pelaku. Ditambah kemampuan teknologi yang andal dan kerja tim yang sistematis, pelaku menyebarkan kejutan kepada korban untuk mengikuti perintah mereka sehingga mau memberikan informasi rahasia.

Kejutan bisa berupa takut atau senang. Takut kehilangan uang, senang karena mendapatkan uang (hadiah).

Ketika korban yang berhasrat kaya dihadapkan pada kejutan tadi, maka ia akan bertindak sesuai hasratnya. Saat dihadapkan pada rasa takut, ia akan berupaya melindungi uangnya.

Saat dihadapkan pada rasa senang (akan mendapat hadiah, misalnya), ia menjadi terkaget-kaget. Pelaku lalu memosisikan dirinya sebagai penyelamat yang membantu korban agar terhindar dari kerugian ataupun mendapatkan keuntungan yang tak lain adalah tipu-tipu.

Tujuan akhirnya adalah menyedot kekayaan korban. Korban terus dipepet agar selalu dalam kontrol pelaku.

Lambatnya penegakkan hukum membuat pelaku terus beraksi, bahkan dengan modus yang lebih beragam. Pelaku bergerak dengan cepat.

Begitu berhasil, mereka segera menghapus jejak digital dan memindahkan uang secepatnya. Sementara ada serangkaian birokrasi yang perlu dilewati aparat hukum menangkap mereka.

Agar tidak jatuh korban lagi

Subjek harus paham bahwa kejahatan perbankan di ranah digital nyata, beragam, dan terus berkembang.

Subjek, meminjam istilah Althusser (2008), harus diinterpelasi (dipanggil) sehingga sadar dan mengantisipasi atas situasi kejahatan yang menimpa mereka.

Ibarat dalam olahraga bela diri, subjek harus dengan refleks menangkis dan mengelak dari serangan. Agar bisa refleks, subjek perlu disadarkan dan dilatih terus-menerus. Upaya menyadarkan subjek agar tidak menjadi korban sebaiknya dilakukan secara berjamaah.

Meningkatnya kasus ini tak hanya merugikan korban, tapi juga aparat hukum karena dianggap tak mampu menangkap pelaku, bank karena dianggap lalai, bahkan negara karena dianggap gagal melindungi warga negaranya.

Sehingga para pihak perlu bersinergi menyadarkan subjek, menyiapkan sistem keamanan perbankan yang baik, dan menangkap pelaku serta menjeratnya dengan hukuman berat.

Utamanya negara melalui aparaturnya, baik yang bersifat ideologis (lembaga negara yang berperan dalam penyebarluasan informasi) maupun represif (lembaga penegak hukum) perlu bekerja secara optimal.

Interpelasi subjek, kata Althusser, bisa berhasil membuat subjek sadar dan mengikuti kehendak penguasa jika negara mampu mengarahkan aparaturnya (ideologis dan represif) dengan baik.

Jadi, jangan sampai ada korban lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

Tren
Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Tren
Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Tren
Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Tren
Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Tren
Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Tren
Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Tren
Mengenal 'Bamboo School' Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Mengenal "Bamboo School" Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Tren
Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Tren
Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Tren
Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Tren
Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Tren
UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

Tren
Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com