Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Masyarakat Indonesia di Qatar Ikut Menyukseskan Piala Dunia

Kompas.com - 29/11/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MESKI tim nasional Republik Rakyat China (RRC) tidak ikut berlaga di Piala Dunia Qatar 2022, namun para simpatisan RRC membanggakan RRC sebagai sang juara dunia sejati.

Alasannya, RRC memperoleh fasilitas dari pemerintah Qatar untuk membangun infrastruktur terkait Piala Dunia 2022 mulai dari lapangan sepak bola monumental sampai hotel tiban terbuat dari kayu untuk menampung warga asing yang datang menonton atau meliput pertarungan 35 negara dalam ajang itu.

Apabila direnung lebih mendalam dengan akal sehat sederhana saja, sebenarnya yang lebih layak dibanggakan adalah Qatar, yang terbukti mampu membayar China membangun infrastruktur Piala Dunia 2022 dalam waktu singkat.  Dijamin pasti mahal biaya pembangunannya.

Baca juga: Jadwal 16 Besar Piala Dunia 2022 Qatar, Perancis yang Pertama Lolos

Apalagi, mayoritas pekerja migran yang membangun infrastruktur di Qatar bukan warga China namun Nepal, Banglades, Srilanka yang bersedia dibayar jauh lebih murah ketimbang pekerja China.

Sementara meski tidak hadir di Qatar larena takut Covid-19, saya beruntung memiliki seorang sahabat yang berkarya sebagai tenaga ahli di departemen human resources sebuah perusahaan migas multinasional di Qatar, Sigit Hadiawan.

Dari Sigit, saya memperoleh laporan pandangan mata tentang peran masyarakat Indonesia di Qatar sehingga saya bisa menulis artikel ini. Mereka ikut menyukseskan penyelenggaraan Piala Dunia 2022.

Menurut Sigit, warga Indonesia di Qatar sekitar 20 ribuan orang, lebih sedikit dibanding ekspatriat dari negara lain. Namun warga Indonesia cukup aktif mendukung pagelaran Piala Dunia 2022.

Kegiatannya bisa dibagi menjadi tiga bagian. Pertama di bawah koordinasi KBRI Doha dengan tujuan promosi. Kedua, di bawah koordinasi panitia penyelenggara melalui tim volunteer. Ada sekitar 60 volunteer asal Indonesia, baik yang residen maupun yang terpilih untuk datang langsung dari Indonesia.

Ketiga, kegiatan-kegiatan kelompok masyarakat. Misalnya suporter tim, menyediakan akomodasi bagi fans asal Indonesia, membantu awak media yang datang.

Menurut Sigit, sekitar 2000 warga Indonesia bekerja di sektor energi (migas, hilir, chemical, manufaktur) di Qatar. Salah satunya warga asal Indramayu yang merupakan sarjana pertanian alumnus UGM, Saprudin Bastoni. Dia berkarya menghijaukan seluruh stadion Qatar.

Perusahaan jasa arsitektur Indonesia, ASTAD, memperoleh kepercayaan pemerintah Qatar untuk mendukung pembangunan stadion untuk kebutuhan Piala Dunia.

Di kawasan kebudayaan Katara di pusat keramaian Kota Doha tampil rutin ansambel angklung Mang Ujo yang khusus didatangkan dari Bandung oleh KBRI Doha untuk menyemarakkan suasana pergelaran Piala Dunia dengan konser interaktif bersama penonton yang terdiri dari masyarakat internasional.

Sebelumnya angklung dan peragaan busana batik ikut tampil secara sangat membanggakan pada upacara pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar. Saksofonis Indonesia, Budi Wahono yang sehari-hari bertugas sebagai manajer perusahaan migas multi nasional di Qatar rutin tampil berduet dengan putrinya menghibur publik di pelataran stasiun metro Qatar pada masa penyelenggaraan Piala Dunia.

Jangan kaget melihat bus-bus umum berkeliaran di Qatar dengan memajang poster promosi keindahan alam dan keaneragaman hayati serta seni budaya Indonesia atas prakarsa Kemenparekraf bekerja sama dengan KBRI Doha dalam rangka memeriahkan Piala Dunia 2022.

Pendek kata masyarakat Indonesia di Qatar bersatupadu mendukung KBRI Doha mempromosikan Indonesia sebagai destinasi wisata alam dan seni budaya tiada dua di planet Bumi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing 'Oren' Barbar

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing "Oren" Barbar

Tren
8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com