KOMPAS.com - Kepala Pusat Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan, gempa bumi yang terjadi di Cianjur diduga merupakan akibat aktivitas sesar Cimandiri.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal yang diduga akibat aktivitas sesar Cimandiri," kata Daryono saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (21/11/2022).
Hasil analisis mekanisme sumber juga menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip.
Baca juga: Sesar Cimandiri dan Sejumlah Sumber Gempa Lain di Jabar dan Jakarta
Berikut sejumlah hal yang perlu diketahui dari sesar Cimandiri
Dilansir dari Research Gate, (Maret 2020), sesar Cimandiri merupakan salah satu sesar besar di Jawa Barat yang memiliki potensi bahaya yang cukup besar bagi kawasan berpenduduk di sekitarnya.
Cimandiri telah dikenal oleh para ahli kebumian dan masyarakat di Jawa Barat dibandingkan sesar aktif lainnya.
Berdasarkan studi literatur, penamaan sesar Cimandiri untuk pertama kali dikemukakan oleh Martodjojo dengan lokasi tipe di lembah Cimandiri pada bagian timur (Martodjojo, 1984).
Beberapa kejadian gempa bumi merusak di daerah Sukabumi tersebut bersumber dari pergerakan sesar Cimandiri.
Baca juga: Update Gempa Cianjur, Sesar Cimandiri, dan Rekomendasi BMKG...
Pada Maret 2020, sejumlah peneliti Indonesia telah mengidentifikasi sesar Cimandiri menggunakan metode Earthquake Tomography Double-Difference.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan citra di bawah permukaan Jawa Barat.
Berangkat dari penelitian itu, inversi dilakukan menggunakan algoritma TomoDD untuk mencitrakan model kecepatan seismik dengan variasi horizontal dari Provinsi Banten dan Jawa Barat.
Baca juga: Mengenal Sesar Cimandiri dan Pemicu Gempa Pelabuhan Ratu Hari Ini
Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan keberadaan Sesar Cimandiri yang terletak di bagian selatan Jawa Barat dan memanjang dengan arah Timur Laut-Barat Daya melalui Pelabuhan Ratu hingga mencapai lautan di selatan Banten.
Sementara itu, menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan, sebaran sesar Cimandiri cukup panjang yang membentang mulai dari Teluk Palabuhan Ratu ke timur ke selatan Kota Sukabumi hingga daerah Sukalarang.
Pada daerah sepanjang sesar Cimandiri tersebut banyak dijumpai permukiman warga, sehingga apabila terjadi gemp abumi yang bersumber dari sesar Cimandiri, tentunya akan berpotensi mengakibatkan terjadinya bencana.
Baca juga: Selain Sesar Cimandiri, Ada Sejumlah Sumber Gempa Lain di Jabar dan Jakarta yang Patut Diwaspadai
Dilansir dari Geo Science Letters, (27/12/2018), pada peta bahaya seismik Indonesia digambarkan bahwa wilayah Jawa Barat memiliki risiko tinggi akibat aktivitas seismik yang terkait dengan sesar aktif di wilayah tersebut, salah satunya sesar Cimandiri.
Sesar ini memiliki slip rate sebesar 4 mm/tahun dan 1,5 mm/tahun.
Sesar Cimandiri terbagi menjadi 3 bagian utama yang disebut segmen, dan masing-masing segmen merupakan sebagai sumber gempabumi tersendiri.
Dalam konsep tektonik aktif (active tectonic), sangat jarang suatu kejadian gempa bumi dapat menggerakkan seluruh panjang sesar, yang terjadi adalah bahwa kejadian gempabumi akan menggerakkan sebagian dari sesar-sesar tersebut, atau dengan kata lain menggerakkan segmen dari suatu sesar utama.
Sesar Cimandiri terbagi menjadi 3 segmen dari barat ke timur, yaitu:
Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?
Sepanjang sesar Cimandiri, setidaknya telah terjadi 10 gempa bumi dari 2009 hingga 2015.
Adanya peristiwa tersebut memberikan kemungkinan bahwa sesar Cimandiri merupakan sesar aktif.
Sesar Cimandiri sempat disebut memiliki tipe sesar mendatar kiri pada 1994, namun pada 2016, sejumlah peneliti menganggap sesar Cimandiri merupakan sesar naik.
Pergeseran mendatar rata-rata sesar ini adalah 0,5–1,7 cm/tahun.
Dikatakan, solusi mekanisme fokus di sekitar sesar Cimandiri menunjukkan slip sesar mendatar ke kiri, namun berubah menjadi sesar dorong ke arah selatan.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Sesar Baribis, Penyebab Ancaman Gempa Jakarta
Pada daerah lembah Cimandiri terutama pada bagian barat akan berpotensi terjadinya bahaya ikutan yaitu gerakan tanah.
Beberapa desa yang terletak di lembah Cimandiri bagian barat yaitu Desa Cidadap, Mekar Asih dan Cibuntu berbatasan langsung dengan perbukitan terjal pada bagian selatannya.
Perbukitan tersebut tersusun oleh batuan rombakan gunung api Tersier terdiri dari lava dan breksi gunung api yang sebagian telah mengalami pelapukan.
Apabila terlanda gempa bumi dengan magnitudo 6,5 tentu akan berpotensi terjadinya gerakan tanah.
Baca juga: Berkaca dari Gempa di Rangkasbitung dan Jepara, Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?