Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

CSR ,"Think Tank", dan Keputusan Strategis

Kompas.com - 05/11/2022, 07:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

CSR adalah singkatan dari Corporate Social Responsibility. Sebuah konsep yang dilakukan oleh sebuah perusahaan besar, dengan keuntungan yang diperolehnya kemudian menyisihkan sebagian untuk berbagi.

Berbagi di sini adalah ujud dari tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan tempat perusahaan beraktivitas. Setidaknya akan mencakup tanggung jawab etik, lingkungan, kehidupan sosial, dan ekonomi.

CSR menjadi penting karena dampak dari kegiatan CSR yang dilakukan oleh sebuah perusahaan akan memengaruhi juga performa perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Simpati perusahaan terhadap kehidupan lingkungannya akan mengundang rasa senang masyarakat setempat yang secara tidak langsung akan menaikkan gengsi dan nama baik perusahaan.

Baca juga: Apa Itu CSR: Pengertian, Model, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya

Kegiatan CSR yang positif dalam turut meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat misalnya, akan tersebar luas melalui media dan hal itu secara otomatis menaikkan nama baik perusahaan dengan merek dagangnya.

Pelaksanaan CSR tentu saja dituntut harus dapat berjalan dengan berkelanjutan, bertanggung jawab, sekaligus transparan.

Walaupun sudah lama dan banyak perusahaan besar melakukan kegiatan ini, akan tetapi terminologi CSR sendiri baru dirumuskan tahun 1953. Ketika itu ekonom Amerika Serikat bernama Howard Bowen menuliskannya dalam sebuah publikasi yang tersebar luas. Howard Bowen dikenal kemudian sebagai The Father of CSR.

CSR biayai lembaga penelitian independen

Dari sekian banyak kegiatan sosial yang diterapkan dalam kerangka CSR, salah satu di antaranya adalah turut membiayai lembaga penelitian dan pengembangan serta lembaga-lembaga kajian strategis yang independen.

Lembaga kajian strategis yang independen sangat diperlukan bagi para pengambil keputusan agar keputusan yang diambil benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dimplementasikan.

Baca juga: Pemerintah Minta Perusahaan Sisihkan CSR untuk Penanganan Stunting

Proses pengambilan keputusan memerlukan masukan yang bersifat obyektif dan jujur agar keputusan yang diambil benar-benar tepat dan sesuai dengan tuntutan kebenaran di lapangan.

Masukan dari mereka yang kompeten di bidangnya tanpa terganggu kepentingan sampingan hanya akan diperoleh dari lembaga kajian atau think tank yang independen.

Think tank independen akan dapat terjaga kredibilitasnya bila mereka dibiayai oleh lembaga yang independen pula. Lembaga think tank yang dibiayai negara misalnya, dipastikan akan sulit untuk berlaku obyektif karena keterikatan dukungan dana.

Pada titik inilah CSR sebuah perusahaan besar yang independen dapat berperan sebagai penyandang dana tanpa adanya ikatan kepentingan di dalamnya.

Contoh kasus Australia

Pada akhir tahun 2012 saya diundang sebagai salah satu pembicara dalam workshop professional development berjudul Trilogy Defence Forum di Canberra yang diselenggarakan Kokoda Foundation. Pada saat itu Kokoda Foundation adalah sebuah think tank kajian strategis yang berafiliasi penuh ke Kementrian Pertahanan Australia.

Itu merupakan sebuah workshop internasional yang melibatkan banyak profesional dari beberapa negara antara lain Indonesia, Amerika Serikat, dan Australia. Sebuah kegiatan yang sangat penting dalam hubungan antar bangsa pada aspek kajian strategis bidang pertahanan.

Pada kegiatan itu saya memperoleh informasi bahwa Kokoda Foundation dalam melaksanakan kegiatan semacam itu memperoleh dukungan dana yang cukup besar dari CSR beberapa perusahaan besar di Australia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com