KOMPAS.com - Podcast sebagai media yang semakin digemari oleh masyarakat terus memunculkan pendengar sekaligus podcaster baru.
Dari segi pendengar, kita akan dimanjakan dengan konten-konten podcast yang semakin beragam. Dari segi kreator, podcast menjadi sebuah aktivitas yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mudah untuk dilakukan.
Jadi, tidak heran jika podcaster-podcaster baru dengan menyuguhkan beragam topik dan tema segar terus bermunculan. Dan, mungkin kamu bisa jadi salah satu di antaranya.
Namun, sebelum bisa mencapai tahap itu, kita harus mampu membuat podcast yang menarik. Itu sebabnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar podcast yang diproduksi memiliki hasil yang bagus.
Umumnya, ada dua jenis peralatan yang akan kamu butuhkan, yaitu peralatan untuk rekaman dan editing. Untuk rekaman sendiri, kamu bisa menggunakan ponsel pintarmu jika kamu ingin merekam dengan efisien sekaligus menghemat biaya.
Meski tak memiliki mikrofon, hasil merekam lewat ponsel pintar pun tak kalah ciamik. Banyak juga podcaster yang menggunakan cara sederhana ini, tetapi hasilnya tetap oke. Sebagai tips, rekamlah suara lewat mikrofon gawai secara langsung untuk menghasilkan audio yang jernih.
Namun jika menginginkan hasil lebih maksimal, tidak ada salahnya kamu menabung untuk membeli mikrofon agar kualitas rekaman podcast-mu menjadi lebih jernih.
Selain rekaman, menyiapkan peralatan untuk keperluan editing audio juga tidak kalah penting. Sering kali, sangat sulit bagi podcaster untuk menghasilkan rekaman yang sempurna sehingga editing menjadi penting agar podcast mereka tetap layak untuk didengar.
Baca juga: 3 Minute Update, Update Terkini untuk Para K-Popers
Kebanyakan podcaster menggunakan prangkat atau aplikasi seperti Audacity dan Ableton untuk menyunting podcast mereka.
Walau podcast dikenal sebagai media untuk menyampaikan keresahanmu secara bebas, bukan berarti pengerjaannya jadi asal-asalan. Itu sebabnya, naskah adalah aspek yang paling mendasar dari sebuah podcast sebab naskah memuat gagasan utama, alur narasi, dan detail-detail penting dari podcast-mu.
Dengan menulis naskah, kamu bisa memahami alur berpikirmu sendiri sekaligus meninjau kembali hal tersebut sebelum kamu memutuskan untuk rekaman. Pasalnya, naskah untuk format wawancara, monolog, dan audio drama pasti memiliki perbedaan.
Misalnya, dalam siniar Tinggal Nama bertajuk “Agung: Ayah, Ayah, Ayah” yang dapat diakses melalui dik.si/TNAgungE1 milik Medio Podcast Network memiliki format drama audio sehingga naskahnya pun berbentuk dialog.
Meski begitu, jangan terbebani juga dengan pengerjaan naskah. Sebab, tidak ada format khusus naskah podcast. Jadi, buatlah naskah senyamanmu asalkan hasilnya mencakup apa yang akan kamu bicarakan nanti saat rekaman.
Selain itu, kamu bisa juga melakukan improvisasi saat rekaman selama tidak melenceng jauh dari ide utama yang sudah tertuang dalam naskahmu.
Banyak sekali “tamu tidak diundang” dan gangguan lainnya jika kamu sembarangan dalam memilih ruangan dan waktu rekaman. Misalnya, saat rekaman di kamar tidur, terkadang suara tukang bakso lewat atau orang tuamu yang tiba-tiba mengetuk pintu.