Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Kilah-berkilah di Negeri (Bukan) Bedebah

Kompas.com - 14/10/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kejumawahan bertambah saat pelatih yang dianggap sukses mengantar persepakbolaan ke level Asia, juga mengancam lengser. Tidak hanya pelatih, para pemain pun kompak membela sang ketua yang dilihatnya tidak layak disalahkan apalagi diminta pertanggungjawabannya.

Benar-benar kilah-berkilah menjadi wajah kita semuanya.

Rasuah tak bernalar

Mengikuti kisah dari celoteh “pemain” penyedia alat-alat militer, saya begitu miris mendengar sepak terjangnya demi mendapat proyek. Ada kawan yang ingin menjadi pemasok peralatan perang tapi ketika bertemu dengan pemegang kuasa anggaran harus menyetor upeti walau proyek belum tentu didapat.

Saya menjadi tidak heran ketika perantara penjual pesawat kitiran angin me-mark up penjualan dengan mengubah barang bekas menjadi angkutan berspesifikasi very-very important person.

Dengan alasan untuk dana komando, saat petinggi disetor dana. Sang penyalur ditutup jatah besar sementara sang pemilik proyek berpendapatan gembul hasil kongkalingkong sana-sini.

Dari “pemain” sejenis saya bisa mencermati, bisnis tipu-tipu model seperti itu menjadi sebuah kewajaran dalam bisnis di negeri ini. Harga harus dikerek tinggi bahkan setinggi-tingginya demi membagi hasil jarahan yang terlihat seolah sesuai prosedur kepada para pembesar.

Pembesar disenangkan dengan beragam fasilitas yang selama ini hanya menjadi impian rakyat jelata. Pembesar senang diperlakukan bak raja diraja sementara sang pemilik proyek bertingkah pola mirip the rich people.

Sekali lagi rasuah memang tidak bernalar seperti halnya pembebasan lahan di Tangerang Selatan, Banten, yang akan digunakan untuk pendirian sekolah menengah. Sang pemegang kuasa anggaran memoles sedemikian rupa sehingga harga lahan dilambungkan sementara sang pemilik tanah dibuat menerima penggantian yang minimal.

Alhasil dari dana yang dikeluarkan dari anggaran negara sebesar Rp 17,8 miliar maka yang dijadikan ajang bancakan mencapai Rp 10 miliar lebih (Cnnindonesia.com, 26 April 2022).

Rakyat kecil yang tidak memiliki pangkat apalagi harta menjadi gamang di zaman edan seperti sekarang ini. Tidak ada yang bisa diteladani, minimal dijadikan tokoh yang layak dikagumi.

Ketika rakyat susah mengidolakan pesohor, kini pun juga berganti muak usai sandiawara demi sandiwara dipertontokan mereka. Ada pesohor yang kerjanya mencari penghasilan dari derita orang tetapi ada juga pendakwah yang selalu bermasalah dengan dana umat.

Ada selebritas yang terekam melempar bola sodok ke arah istrinya tetapi dikilahkan hanya main-main. Ada pula yang mengusili petugas tetapi berkilah hanya ingin membuat konten edukasi.

Kita memang benar-benar tinggal di negeri yang penuh kilah-berkilah seakan lupa hidup kita hanyalah mampir ngombe.

“Hiduplah seakan-akan kamu akan mati besok. Belajarlah seakan-akan kamu akan hidup selamanya.” – Mahatma Gandhi (1869 – 1948).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Penjelasan BKN soal Jadwal Seleksi CPNS 2024 | 5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto

[POPULER TREN] Penjelasan BKN soal Jadwal Seleksi CPNS 2024 | 5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Tren
Mengapa Telapak Kaki Sakit Saat Jalan Kaki? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mengapa Telapak Kaki Sakit Saat Jalan Kaki? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Tren
Dibuka Hari Ini, Berikut Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Dibuka Hari Ini, Berikut Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Tren
6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

Tren
Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Tren
Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Tren
Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Tren
Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Tren
Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Tren
Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Tren
Mengenal 'Bamboo School' Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Mengenal "Bamboo School" Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Tren
Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Tren
Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Tren
Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com