Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Bayi Umur 2 Bulan Diberi Makan Pisang, Apa Saja Bahayanya?

Kompas.com - 18/09/2022, 18:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah Twit tentang ibu yang memberi makan bayinya dengan pisang, padahal baru berusia 2 bulan, viral di media sosial, Jumat (16/9/2022). 

Meskipun demikian, ibu tersebut mengatakan bahwa bayinya baik-baik saja.

Akun ini mengunggah tangkapan layar dari TikTok. Pada unggahan TikTok diberi narasi berikut ini:

"Alhamdulillah anakku sehat2 aja makan pisang dari usia 2 bulan sudah makan pisang.."

Baca juga: Heboh Video Orang Berjalan di Atas Air, Ini Pengakuan Pengunggahnya

Twit tersebut mendapat tanggapan beragam dari warganet. Banyak yang mengkritik ibu tersebut karena memberi bayi 2 bulan dengan pisang dapat membahayakan bayi.

Ada juga yang berbagi pengalaman memberi makan bayinya atau pengalaman orang di sekitarnya.

Hingga Minggu (18/9/2022) Twit itu telah mendapat lebih dari 22.400 like dan lebih dari 3.000 retweet.

Bagaimana tanggapan ahli gizi?

Penjelasan ahli gizi

Ahli Gizi Komunitas, dr Tan Shot Yen, menanggapi unggahan yang viral tersebut. Dia menyayangkan perbuatan ibu yang memberi pisang pada bayi umur 2 bulan.

Dr Tan mengungkapkan setidaknya ada 3 bahaya bayi umur 2 bulan diberi makan pisang.

Pertama, pencernaan belum siap. Risikonya banyak, mulai dari tersedak, kolik, perlekatan usus, sembelit, hingga bisa mengancam nyawa.

"(Kedua) bahaya ditiru banyak orang, dikira lucu-lucuan. Padahal punya anak harus siap edukasi dan literasi," kata Dr Tan pada Kompas.com, Minggu (18/9/2022).

Ketiga, anak tidak mendapat hak ASI eksklusif, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan sebab pisang bukan kebutuhan bayi 0-6 bulan.

"Ajari untuk mengacu panduan nasional," imbuh Dr Tan.

Baca juga: Fakta Kematian Bayi 40 Hari karena Tersedak Potongan Kecil Pisang

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Deret Ormas Keagamaan yang Tak Akan Ajukan Izin Kelola Tambang

Deret Ormas Keagamaan yang Tak Akan Ajukan Izin Kelola Tambang

Tren
6 Layanan Masyarakat yang Wajib Pakai BPJS Kesehatan, Terbaru Pembuatan SIM

6 Layanan Masyarakat yang Wajib Pakai BPJS Kesehatan, Terbaru Pembuatan SIM

Tren
Mengapa Sebagian Masyarakat Bisa Percaya Teori Konspirasi? Ini Alasannya

Mengapa Sebagian Masyarakat Bisa Percaya Teori Konspirasi? Ini Alasannya

Tren
Darah Rendah dan Asam Lambung Disebut Punya Risiko Kematian, Dokter Ungkap Faktanya

Darah Rendah dan Asam Lambung Disebut Punya Risiko Kematian, Dokter Ungkap Faktanya

Tren
Beredar Cara Cek Kebocoran Arus dengan Kode Meteran Listrik, Ini Penjelasan PLN

Beredar Cara Cek Kebocoran Arus dengan Kode Meteran Listrik, Ini Penjelasan PLN

Tren
Flu Burung Mematikan Dapat Menular ke Kucing, Apa yang Harus Dilakukan Pemilik Hewan?

Flu Burung Mematikan Dapat Menular ke Kucing, Apa yang Harus Dilakukan Pemilik Hewan?

Tren
Gugat Meta, Eks Karyawan Tuding Induk Perusahaan Facebook Itu Sensor Konten Pro Palestina

Gugat Meta, Eks Karyawan Tuding Induk Perusahaan Facebook Itu Sensor Konten Pro Palestina

Tren
Berapa Banyak Uang yang Bisa Membuat Orang Bahagia? Ini Kata Studi

Berapa Banyak Uang yang Bisa Membuat Orang Bahagia? Ini Kata Studi

Tren
5 Sarapan Sehat untuk Menurunkan Kolesterol secara Alami, Apa Saja?

5 Sarapan Sehat untuk Menurunkan Kolesterol secara Alami, Apa Saja?

Tren
5 Manfaat Minum Air Putih Sebelum Kopi di Pagi Hari, Apa Saja?

5 Manfaat Minum Air Putih Sebelum Kopi di Pagi Hari, Apa Saja?

Tren
5 Pilihan Ikan Rendah Merkuri, Kurangi Potensi Efek Buruk bagi Tubuh

5 Pilihan Ikan Rendah Merkuri, Kurangi Potensi Efek Buruk bagi Tubuh

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Pakar Teknologi Klaim Temukan MH370 di Kamboja | Cerita Para Peserta Tapera

[POPULER TREN] Pakar Teknologi Klaim Temukan MH370 di Kamboja | Cerita Para Peserta Tapera

Tren
Apakah Jalan Kaki 5.000 Langkah Per Hari Cukup? Ini Penjelasan Ahli

Apakah Jalan Kaki 5.000 Langkah Per Hari Cukup? Ini Penjelasan Ahli

Tren
Tafsir Lain Tentang 'Saya Bukan Otak'

Tafsir Lain Tentang "Saya Bukan Otak"

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com