Bisa jadi orang tersebut mengangkat tinggi trofi pencapaiannya, namun dia tidak mengalami keberlimpahan bahagia batiniah.
Sumbu ke dua yang membentuk aktualisasi diri adalah meaning atau pemaknaan atas apa yang dikerjakan.
Adanya kesadaran, pemahaman, keyakinan bahwa apa yang dikerjakan itu bermanfaat, mendatangkan kebaikan, dalam rangka memenuhi intensi mulia. Pemaknaan ini akan membuat seseorang bangga mengemban tugasnya.
Selembar kertas berisi job description (uraian pekerjaan) ataupun sebuah target lengkap dengan key performance indicator-nya, tidak akan membatasi kegairahannya atas apa yang dapat dilakukan, selalu ada “can do spirit”.
Kata yang cocok untuk menunjukkan pekerjaannya adalah pengabdian (devotion). Orang yang hanya membahas makna pekerjaan tanpa diwujud nyatakan berupa prestasi akan berada pada kuadran dreamer (pemimpi).
Bagaimana dengan yang tidak kerja sehingga tidak berprestasi dan tidak memiliki makna atas pekerjaannya, mungkin orang itu sedang mati suri, undeveloped (tidak berkembang).
Maslow—bapak psikologi positif—mendorong agar tercapai kombinasi atas kinerja unggul dan pemaknaan, pada kuadran inilah manusia akan berbahagia oleh aktualisasi diri dan mampu menginspirasi orang lain.
Saya teringat perkataan Mike Michalowics “Life is about impact, not hours. Hidup tentang memberi dampak, bukan soal lamanya.”
Meskipun kain kafanlah yang perlu disediakan, meskipun sayap-sayap itu patah, namun sikap hidup seorang pengabdi negara sejati akan melahirkan pejuang-pejuang tangguh yang beribu-ribu bahkan berlaksa-laksa jumlahnya.
Terima kasih telah memberi suguhan film yang menggugah pengabdian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.