Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fesyen Berkelanjutan, Hobi Ratu Victoria hingga Desainer Masa Kini

Kompas.com - 07/08/2022, 15:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

Dari gudang sampai awul-awul

Kebanyakan desainer mengusung konsep zero waste fashion dengan membongkar kembali gudang milik mereka. Mencari-cari kain yang masih bisa digunakan kembali, disambung-sambung dalam konsep anyaman maupun patchwork.

Namun, ada pula desainer yang rajin melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko baju dan perca bekas, baik yang berkonsep modern maupun yang berjenis awul-awul, istilah toko baju bekas impor yang biasanya ada di pinggir-pinggir kota besar.

Widya Andhika, pemilik brand Dhievine, adalah salah satu desainer yang gemar thrifting atau berburu baju-baju bekas.

Tak main-main, ia kerap menyambangi awul-awul di beberapa pojok Kota Semarang.

"Saya kerap masuk awul-awul untuk mencari denim bekas, ini bukti saya kerap melakukannya," begitu paparnya kepada Kompas.com, Jumat (5/8/2022), sambil memperlihatkan lengan tangannya yang penuh bintik-bintik merah.

Awul-awul memang tak sehigienis thrift store modern, selain tak dilengkapi pendingin udara, barang-barang dalam awul-awul juga biasanya berlapiskan debu.

Elkana sendiri mencari perca dari penjual di Pekalongan, Solo, Klaten dan Jakarta, jika sisa bahan di gudangnya dirasa kurang.

Soal konsumen, Runtahstyle memiliki penggemarnya sendiri.

"Penggemar lini ini berbeda dengan lini saya sebelumnya, konsumen Runtahstyle kebanyakan adalah masyarakat yang lebih bisa menghargai karya handmade," papar Elkana kepada Kompas.com, Minggu (7/8/2022).

Baca juga: Manfaatkan Bahan-bahan di Sekitar, Amanda Jalankan Bisnis Fesyen Ramah Lingkungan

Sejarah fesyen daur ulang

Dilansir dari NSS Magazine, selain dilakukan oleh Ratu Victoria, usaha mendandani kembali gaun lama agar bisa tampil beda juga kerap dilakukan oleh Puteri Alexandra dari Denmark.

Di tahun 1863, sehari sebelum hari pernikahan Pangeran Edward VII, Putri Alexandra meminta Elise Kreutzer, ahli mode Inggris, untuk mendaur ulang gaun-gaun lamanya termasuk gaun pernikahannya.

Ahli sejarah, Kate Stradstin, kembali menemukan jejak sejarah bahwa gaun yang dikenakan Alexandra di tahun 1874 adalah gaun lama Alexandra tiga tahun sebelumnya yang didaur ulang.

Frederick Worth, pendiri rumah mode Worth yang terkemuka di abad ke-19, juga salah satu desainer yang hobi mendaur ulang rancangan lamanya menjadi rancangan-rancangan bernapas baru.

Di awal abad ke-19 tersebut, hobi daur ulang baju tak hanya menjadi kegemaran kalangan istana.

Rakyat kecil pun, banyak yang mencoba teknik ini, tentu saja dengan tujuan beda, yaitu demi penghematan dana.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com