Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amankah Berwisata di Pantai Saat Gelombang Air Laut Naik? Ini Penjelasan Basarnas

Kompas.com - 20/07/2022, 11:25 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Menurut Anjar, ombak yang dihasilkan oleh kenaikan gelombang air laut dapat menyeret wisawatan yang berada di kawasan pantai.

"Ombak itu dapat menggulung atau menyeret wisatawan yang ada di pantai atau wisatawan yang sedang bermain di bibir pantai," ucap Anjar.

Baca juga: Hujan di Musim Kemarau, Ini Berbagai Fenomena Atmosfer yang Menjadi Penyebabnya

Agar aman dari kenaikan gelombang air laut

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh wisatawan agar aman dari kenaikan gelombang air laut:

  • Wisatawan harus waspada dengan memperhatikan tanda-tanda bahaya yang ada di pantai tersebut seperti papan peringatan, spanduk area aman, tali pembatas, dan sebagainya.
  • Wisatawan juga diharapkan memiliki sense of crisis jika terjadi kedaruratan di pantai, misalnya mengetahui akses untuk menyelamatkan diri jika terjadi gelombang tinggi.
  • Pengelola wisata harus memberikan informasi yang baik terkait potensi-potensi bahaya di sekitar kawasan seperti papan-papan peringatan, menyediakan tanggul atau pemecah ombak, pos pantau atau pos penjagaan beserta petugas siaga, menyediakan peralatan pertolongan di permukaan seperti ring boy, life jacket dan sejenisnya.

Anjar menyarakan kepada wisatawan agar menyelamatkan diri dengan cara menjauhi area pantai ketika mengetahui adanya kenaikan gelombang air laut.

Selain itu juga memperingatkan keluarga atau masyarakat yang sedang berwisata untuk segera menjauhi area pantai.

"Mengikuti arahan pengelola pantai demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com