KOMPAS.com - Sebuah twit berisi informasi mengenai adanya surat terkait perubahan tarif transaksi mengatasnamakan Bank Central Asia (BCA), beredar di media sosial pada Senin (27/6/2022).
"Hati2 ya gais... Aku baru banget dapet wa surat seperti ini dari nomor yg mengaku dr BCA. Kalo diliat kop suratnya aja sebenernya sekilas udah ketauan ini palsu.. Liat aja alamatnya. Aku iseng pengen tau lebih jauh. Biasanya aku cuekin aja.
Ku ceritain sedikit ya..," tulis pengunggah dalam twitnya.
Baca juga: Ramai soal Penipuan Perubahan Biaya Administrasi ATM, Ini Kata BRI
Hati2 ya gais... Aku baru banget dapet wa surat seperti ini dari nomor yg mengaku dr BCA. Kalo diliat kop suratnya aja sebenernya sekilas udah ketauan ini palsu.. Liat aja alamatnya. Aku iseng pengen tau lebih jauh. Biasanya aku cuekin aja.
— sphericalphaca???? (@sphericalfa) June 27, 2022
Ku ceritain sedikit ya.. pic.twitter.com/doodQdcvTM
Dalam surat itu disebutkan bahwa BCA mengubah tarif transaksi yang awalnya Rp 6.500 per transaksi menjadi Rp 150.000 per bulan.
Adapun pembayaran biaya transaksi itu bakal dilakukan secara otomatis atau autodebet dari rekening nasabah.
Hingga Selasa (28/6/2022) sore, twit itu sudah diretwit sebanyak 2.500 kali dan disukai sebanyak lebih dari 6.600 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Lalu, apakah informasi dan surat tersebut resmi dari BCA?
Menanggapi hal itu, Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn menegaskan bahwa surat yang beredar bukan surat resmi dari BCA.
"Surat terlampir adalah aksi penipuan. Surat tersebut bukan surat resmi dari BCA," ujar Hera saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/6/2022).
Sehubungan dengan beredarnya surat yang menggunakan kop surat BCA yang dipalsukan, pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati terhadap oknum yang mengatasnamakan BCA.
Menurut dia, alamat resmi BCA bukan seperti yang tertulis pada surat palsu tersebut.
"Dari alamat sudah tidak sesuai," lanjut dia.
Baca juga: Daftar Rincian Biaya Admin Bank BRI, BNI, BCA, BTN, dan Mandiri