Dalam budaya patriarki, perempuan sering kali dianggap tidak sama dengan laki-laki. Oleh karena itu, perempuan Jawa pada masa itu tidak mendapatkan hak yang setara dengan laki-laki pada umumnya.
Baca juga: Hari Kartini, Bagaimana Isi Buku Habis Gelap Terbitlah Terang?
Pada masa itu, hanya perempuan dari kalangan tertentu yang mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan. RA Kartini beruntung.
Masih dikutip dari sumber yang sama, RA Kartini berhasil memperoleh pendidikan di ELS (Europes Lagere School).
Sekolah tersebut hanya diperuntukkan bagi anak-anak keturunan Eropa, timur asing, atau pribumi dari tokoh terkemuka.
Kendati demikian, RA Kartini hanya bisa bersekolah hingga usia 12 tahun. Seletah berusia 12 tahun, ia harus menuruti tradisi Jawa yang membuatnya tinggal di rumah hingga menikah.
Keterbatasannya mengenyam pendidikan tidak menghentikan perjuangannya. Pada 1912, RA Kartini mendirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini (Sekolah Kartini) di Semarang.
Sekolah yang sama juga didirikan di kota lainnya, seperti Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya.
Baca juga: Hari Kartini, Penumpang Kereta Api Akan Diberikan Makan dan Minum Gratis, Begini Ketentuannya
Untuk memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, berikut link twibbon yang bisa digunakan:
(Sumber: Kompas.com/Nur Fitriatus Shalihah | Editor: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Sari Hardiyanto, Soffya Ranti)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.