Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Pisangomologi

Kompas.com - 10/04/2022, 08:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA saat lewat telepon membahas penerbitan buku Wayangomologi dan Naskah-naskah Kompas.com 2021, manajer penerbit tergabung pada kelompok Gramedia, Elex Media Komputindo, Yulia Retno Kristiningsih menginfokan bahwa kebetulan beliau sedang berada di kampung halaman, yaitu Pati, di mana ibunda beliau yang berusia 80 tahun sedang menebang pohon pisang.

Ketika saya bertanya kenapa pohon pisang ditebang, maka mbak Retno menjawab bahwa pohon pisang tersebut sudah berbuah, maka harus ditebang. Pohon pisang setelah berbuah memang kodrati wajib meninggalkan dunia fana ini.

Di sini terbukti betapa dangkal wawasan pengetahuan saya karena sebelumnya saya sama sekali tidak tahu bahwa setelah berbuah langsung pohon pisang mati.

Terkesan atas takdir kodrat habis berbuah langsung mati, maka saya minta petunjuk pisangomologi dari mahaguru kemanusiaan merangkap mahaguru botanika saya, Sandyawan Sumardi yang berbagi data pisangomologis sebagai berikut:

Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan berukuran besar dengan daun memanjang dan besar yang tumbuh langsung dari bagian tangkai. Batang pisang bersifat lunak karena terbentuk dari lapisan pelepah yang lunak dan panjang.

Batang yang agak keras berada di bagian permukaan tanah. Pisang memiliki daun bertangkai yang berpencar dan mudah robek dengan bagian batang yang meruncing.

Ukuran daun pada tiap spesies pisang juga berbeda-beda. Tangkai pisang menghasilkan bunga dalam jumlah yang banyak. Bagian bunga pada pisang akan membentuk buah yang disebut sisir.

Buah pisang berkelompok dalam satu bunga majemuk dengan ukuran yang makin ke bawah makin mengecil. Dalam taksonomi, pisang termasuk dalam genus Musa dan famili Musaceae.

Pisang merupakan tanaman pribumi kawasan Asia Tenggara yang kemudian berkembang ke segenap pelosok dunia dengan iklim tropis dam sub tropis.

Menarik bahwa proses reproduksi pisang dilakukan dengan bukan melalui biji, tetapi menumbuh-kembangkan bayi-bayi pohon pisang pada bagian akarnya.

Fenomena sifat kodrati pada tetumbuhan disebut pisang yang paling menggetar sukma saya pada hakikatnya adalah realita mengharukan “Kematian pohon pisang hanya terjadi ketika berbuah hanya sekali semasa hidupnya”.

Maka setiap kali saya melihat pohon pisang, sukma saya tergetar oleh rasa kagum dan haru terhadap Maha Kuasa Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan pohon pisang dengan segenap takdir kodrati pengorbanan jiwa-raga demi kelestarian dan kelanjutan kehidupan di planet bumi ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com