Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Kemarahan Presiden, Tepuk Tangan Pejabat, dan Tas LV Ibu Menteri

Kompas.com - 30/03/2022, 10:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kemarahan umumnya berakar pada kesedihan dan ini diakui Presiden Jokowi.

Karena itu, kita perlu melihat kesedihan apa yang memicu kemarahan Presiden Jokowi saat harusnya memberi arahan.

Pertama soal seremoni dalam acara afirmasi bangga buatan Indonesia. Seremoni atau hahahihi ini tidak sesuai dengan kenyataan.

Kekecewaan karena tidak satunya kata dan perbuatan itu memunculkan kesedihan. Kesedihan memunculkan kemarahan.

Predikat "bodoh sekali" dan "bodoh banget" dilekatkan Presiden Jokowi kepada para pejabat.

Di panggung-panggung seremoni para pejabat mengatakan bangga buatan Indonesia, tapi dalam realisasi penggunaan anggaran justru nyata-nyata mengkhianti.

Anggaran pengadaan barang dan jasa dari pemerintah pusat Rp 526 triliun, pemerintah daerah Rp 535 trilian, dan BUMN 420 triliun dipakai untuk membeli barang-barang impor.

Kenyataan pengkhianatan yang dirayakan dengan seremoni afirmasi bangga buatan Indonesia di Bali memunculkan kekecewaan, menjadi dasar kesedihan. 

Kekecewaan yang menjadi dasar kesedihan dan meluap dalam kemarahan, bukan arahan seperti diharapkan.

Presiden Jokowi mengecam "kemalasan" para menteri dan pejabat yang tidak detail dalam penggunaan anggaran dan terkesan lepas tangan ketika diminta pertanggungjawaban.

Menurut Presiden, jika 40 persen saja total anggaran pemerintah pusat, daerah, dan BUMN dibelanjakan untuk produk dalam negeri, ada kontribuasi pertumbuhan ekonomi sekitar 2 persen. Ya, 2 persen, angka yang bakalan sangat signifikan efeknya. 

Dua periode pemerintahan berjalan, hal ini tidak juga bisa dilakukan. Presiden Jokowi menyatakan hal ini tidak bisa diterus-teruskan. Harus dicukupkan. 

Barang-barang impor yang memunculkan kekecewaan, kesedihan, dan kemudian kemarahan antara lain CCTV, laptop, traktor, alat tulis, kursi, alat kesehatan, seragam, sepatu tentara dan polisi.

Empat pembantu di kabinet yang ada di bawah kendali Presiden Jokowi disebut-sebut langsung.

Mereka adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

9 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium, Salah Satunya Mudah Cemas

9 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium, Salah Satunya Mudah Cemas

Tren
Benarkah Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk? Ini Menurut Riset dan Ahli

Benarkah Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk? Ini Menurut Riset dan Ahli

Tren
Jenis Ikan yang Perlu Dibatasi Penderita Batu Ginjal, Apa Saja?

Jenis Ikan yang Perlu Dibatasi Penderita Batu Ginjal, Apa Saja?

Tren
Peran Tersangka Pengeroyokan Bos Rental Mobil di Pati: Pertama Pukul Korban, Diikuti Warga Lain

Peran Tersangka Pengeroyokan Bos Rental Mobil di Pati: Pertama Pukul Korban, Diikuti Warga Lain

Tren
5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto gara-gara Gaji Ke-13, Berawal dari Judi 'Online'

5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto gara-gara Gaji Ke-13, Berawal dari Judi "Online"

Tren
Bukan Tempat Bersandar, Ini Nama dan Fungsi Tiang Kecil di Trotoar

Bukan Tempat Bersandar, Ini Nama dan Fungsi Tiang Kecil di Trotoar

Tren
BPK Temukan Penyimpangan Anggaran Perjalanan Dinas PNS Senilai Rp 39,26 Miliar, Ini Rinciannya

BPK Temukan Penyimpangan Anggaran Perjalanan Dinas PNS Senilai Rp 39,26 Miliar, Ini Rinciannya

Tren
Beredar Jadwal Seleksi CPNS Dibuka 24 Juni-13 Juli 2024, Ini Kata BKN

Beredar Jadwal Seleksi CPNS Dibuka 24 Juni-13 Juli 2024, Ini Kata BKN

Tren
Bawa Kerikil dalam Koper, Jemaah Haji Indonesia Diperiksa Petugas Bandara

Bawa Kerikil dalam Koper, Jemaah Haji Indonesia Diperiksa Petugas Bandara

Tren
Motif Polwan Bakar Suami di Mojokerto, Sakit Hati Uang Belanja Dipakai Judi 'Online'

Motif Polwan Bakar Suami di Mojokerto, Sakit Hati Uang Belanja Dipakai Judi "Online"

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 17 Juni 2024, Kapan Puasa Arafah?

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 17 Juni 2024, Kapan Puasa Arafah?

Tren
Jebakan Siklus Narkoba yang Tak Berujung

Jebakan Siklus Narkoba yang Tak Berujung

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Rutin Minum Teh Jahe Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Rutin Minum Teh Jahe Setiap Hari?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 10-11 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 10-11 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan 9-10 Juni | 2 Keluarga Jokowi Duduki Jabatan Strategis di Pertamina

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan 9-10 Juni | 2 Keluarga Jokowi Duduki Jabatan Strategis di Pertamina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com