Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang 76 Tahun Bandung Lautan Api, Ini Penyebab Bandung Dibakar

Kompas.com - 23/03/2022, 08:18 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Dengan alasan menyelamatkan Tentara Republik Indonesia (TRI) dari kehancuran, Syahrir mendesak Nasution agar memenuhi ultimatum tersebut. Syahrir berpendapat bahwa TRI belum mampu menandingi kekuatan pasukan Sekutu.

Baca juga: Peringatan G30S/PKI dan Aturan soal Pengibaran Bendera Setengah Tiang...

Membumihanguskan Bandung

Esok harinya, Nasution kembali ke Bandung untuk sekali lagi melakukan negosiasi terkait penundaan pelaksanaan ultimatum.

Namun, tentara Sekutu tetap pada pendiriannya menolak penundaan ultimatum. Sebaliknya, Nasution juga menolak tawaran sekutu yang hendak meminjamkan seratus truk untuk membawa pasukan Indonesia ke luar kota.

Dalam pertemuan yang diadakan Nasution dengan para Komandan TRI, para pemimpin laskar dan aparat pemerintahan dicapai kesepakatan untuk membumihanguskan Bandung sebelum kota itu ditinggalkan.

Baca juga: 5 Fakta Seputar Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Menurut rencana, bumi hangus akan dilakukan pada 24 Maret pukul 00.00. Ternyata, bumi hangus dilaksanakan lebih awal yakni pukul 21.00.

Gedung pertama yang diledakkan ialah Bank Rakyat. Disusul dengan pembakaran tempat seperti Banceuy, Cicadas, Braga dan Tegalega.

Anggota TRI membakar sendiri asrama-asrama mereka.

Dilansir Kompas.com, 21 Agustus 2020, pembakaran dilakukan bersamaan dengan keluarnya mereka dari Bandung. Peristiwa tersebut dilakukan oleh 200 ribu orang dalam waktu 7 jam.

Hal tersebut membuat sekutu tidak dapat memakai Bandung sebagai markas militer.

Akibat pembakaran tersebut, seketika itu Bandung dipenuhi dengan api yang berkobar. Oleh karena itu peristiwa tersebut dikenal dengan Bandung Lautan Api.

Baca juga: Spesifikasi Pesawat Cureng, Digunakan untuk Menumpas PKI di Madiun

Keputusan membumihanguskan Bandung

Dikutip dari Harian Kompas, 1 April 1987, selain tentara, rakyat juga membakar rumahnya masing-masing.

Semua jalan keluar mulai dari selatan Cimahi sampai Ujungberung di timur, dipenuhi oleh rakyat yang mengungsi, terutama jalan Dayeuhkolot dan Margahayu. Ada puluhan ribu rakyat yang hanya membawa sedikit harta yang bisa diselamatkan.

Hujan turun rintik-rintik sepanjang malam, langit terang benderang oleh lautan api, dan udara dipenuhi oleh ledakan dan tembakan.

Baca juga: Spesifikasi KRI RE Martadinata-331, Kapal Perang Perusak Kawal Rudal Milik TNI AL

Peristiwa itu disambut Yogyakarta dengan protes, mengapa Bandung tidak dipertahankan sampai titik darah terakhir?

Nasution mengatakan bagaimanapun Tentara Rakyat Indonesia (TRI) yang hanya punya 100 pucuk senapan efektif, tidak mungkin dapat menangkis Divisi ke-23 dalam ruangan yang begitu sempit.

Kalau memang harus jatuh, lebih baik sekutu hanya menerima puing-puingnya saja sementara TRI tetap dapat utuh dan melanjutkan gerilya dalam kota setiap malam.

Baca juga: 5 Fakta Film G30S/PKI, dari Film Wajib Era Soeharto hingga Pecahkan Rekor Penonton

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com