Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mukhijab
Dosen Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Dr. Mukhijab, MA, dosen pada Program Studi Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Widya Mataram Yogyakarta.

Bahar dan Pembunuhan Demokrasi oleh Pasukan Sipil

Kompas.com - 14/03/2022, 13:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Contoh tagar yang popular #KPKTaliban dalam kasus pembersihan kelompok Novel Baswedan di KPK.

Para pengelola platform dan produsen konten dipimpin oleh koordinator. Koordinator atau manager yang berhubungan dengan klien itu menentukan siapa pengguna atau user mereka, jenis produk konten, kapan waktu, dan target operasional propangada mereka.

Dalam kajian Computational Propaganda Research Project, nama aktor propaganda atau pasukan disinformasi tidak dimunculkan.

Namun situasi di Indonesia berbeda, para influenser dalam pasukan siber laksana selebriti, yang namanya sohor, misalnya Denny Siregar (1,1 juta pengikut), Eko Kuntadhi (149.000), atau Rudi Valinka (353.000).

Influncer yang diwawancara dalam riset Inside Indonesia mendapat bayaran secara paket.

Dalam kasus Pemilu 2019, seorang influenser bisa meraup honor Rp 20 juta dari tiap isu tertentu yang dimainkan, yang diperoleh dari kandidat calon presiden tertentu.

Koordinator pasukan buzzer bisa meraih Rp 200.000 per akun diakumulasi sesuai jumlah akun yang dikelola anggota pasukannya, anggota pasukan mendapat honor Rp 50.000 sampai Rp 100.000 per akun.

Epilog

Menutup laporan Industrialized Disinformation 2020 Global Inventory of Organized Social Media Manipulation, Samantha Bradshaw,dkk mengajukan suatu otokritik biner.

Pertama, platform media sosial dapat menjadi bagian penting mendukung institusi demokrasi. Konten media sosial idealnya memperkuat demokrasi dengan informasi berkualitas tinggi.

Demokrasi yang ideal dan kuat membutuhkan akses informasi, di mana warga negara dapat berkumpul untuk berdebat, berdiskusi, berunding, berempati, membuat konsesi dan bekerja menuju konsensus.

Kedua, banyak bukti bahwa platform sosial media digunakan untuk menyajikan disinformasi yang dikelola pemerintah besar, partai politik, dan koneksi atau mitra mereka pada perusahaan publik di sektor informasi strategis.

Bahar bertanya, “adakah demokrasi informasi dalam ruang publik yang diacak-acak para pasukan siber?”

Dalam era kontemporer, demokrasi informasi adalah isapan jempol. Ketika kata demokrasi disebut, maka di balik ideom politik yang magis itu terselip target sesungguhnya adalah kekuasaan.

Bentuk propaganda ataupun dalam pengertian sempit disinformasi adalah representasi proses merebut, mengendalikan, dan mengelola kekuasaan.

Tesis ini merujuk pada pendapat Manuel Castell bahwa kekuasaan tidak lebih dari komunikasi, dan komunikasi lebih dari bagaimana mengkuasai informasi, karena informasi itu adalah kekuasaan.

Maka kekuasan bergantung pada kontrol komunikasi dan informasi.

Begitu juga sebaliknya, para pemimpin, partai politik yang ingin merebut kekuasaan bergantung pada strategi counterpower komunikasi dan informasi.

Para elite politik, ekonomi, dan lainnya bisa mencapai kekuasaan politik dan ekonomi mereka serta menyingkirkan musuh-musuhnya ketika mereka mampu memengaruhi secara asimetris keputusan aktor sosial lainnya dengan mengelola informasi dan komunikasi yang selaras dengan kepentingan dan nilai-nilai yang menjadi tujuan kekuasaannya (Castells, 2009).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com