Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Hidrogen Sulfida, Gas Beracun yang Muncul di PLTP Dieng?

Kompas.com - 13/03/2022, 14:29 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber CDC,NCBI,HSI

KOMPAS.com – Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng yang berlokasi di Banjarnegara, Jawa Tengah mengalami kebocoran gas pada Sabtu (12/3/2022) sore. 

Akibat dari peristiwa tersebut seorang pekerja tewas dan delapan pekerja lainnya dirawat di Rumah Sakit.

Diduga, para pekerja ini menghirup gas hidrogen sulfida atau gas H2S yang muncul dari pengeboran sumur.

Baca juga: Kronologi Kebocoran Gas Beracun di PLTP Geo Dipa Dieng

Apa itu gas hidrogen sulfida?

Dilansir dari Pusat Pengendalian Penyakit Menular Amerika Serikat (CDC), gas hidrogen sulfida merupakan gas yang memiliki bau yang khas, yaitu bau telur busuk.

Bau ini dapat dideteksi pada konsentrasi serendah 0,5 ppm.

Kendati demikian, bau ini bukan menjadi indikator keberadaan atau peringatan yang memadai tentang bahaya gas tersebut.

Gas hidrogen sulfida memiliki beberapa kriteria fisik, di antaranya tidak berwarna, mudah terbakar, dan sangat beracun.

Menghirup gas ini selama 2 sampai dengan 15 menit dengan konsentrasi di atas 100 ppm dapat mengakibatkan kelelahan saraf penciuman.

Baca juga: PLTP Geo Dipa Dieng Mengalami Kebocoran Gas, 1 Karyawan Tewas Puluhan Lainnya Keracunan

Sumber gas hidrogen sulfida

Gas hidrogen sulfida diproduksi secara alami oleh pembusukan bahan organik yang dilepaskan dari lumpur limbah, kotoran cair, mata air panas belerang, dan gas alam.

Gas ini merupakan produk sampingan dari proses industri termasuk penyulingan minyak bumi dan gas alam, pertambangan, manufaktur rayon, dan paving aspal panas.

Hidrogen sulfida juga digunakan untuk menghasilkan unsur belerang, asam sulfat, dan air untuk reaktor nuklir.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gas Beracun di Dieng Tewaskan 149 Orang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com