Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NATO Tolak Permintaan Ukraina soal Zona Larangan Terbang, Lampu Hijau bagi Rusia?

Kompas.com - 06/03/2022, 15:05 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

“Ini adalah self-hypnosis dari mereka (NATO) yang lemah, tidak aman di dalam, meski faktanya mereka memiliki senjata berkali-kali lebih kuat dari yang kita miliki,” ujar Zelensky.

Zelensky melanjutkan, para pemimpin NATO seolah memberi lampu hijau kepada Rusia untuk mengebom kota dan desa-desa di Ukraina.

Baca juga: Mengapa Respons Dunia terhadap Konflik Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel Berbeda?

Padahal, NATO mampu untuk menutup zona terbang di langit Ukraina, tetapi hal itu justru tidak dilakukan.

Zelensky juga menyebut konferensi tingkat tinggi (KTT) NATO atas keputusan zona larangan terbang sebagai KTT yang lemah, membingungkan, dan menunjukkan tidak semua orang menganggap perjuangan untuk kebebasan sebagai tujuan nomor satu Eropa.

“Hari ini ada KTT NATO, KTT yang lemah, KTT yang membingungkan, KTT di mana jelas bahwa tidak semua orang menganggap pertempuran untuk kebebasan Eropa sebagai tujuan nomor satu,” ujarnya, dalam siaran TV pada Jumat (4/2/2022), dilansir dari Reuters.

Baca juga: Daftar Sanksi yang Dijatuhkan kepada Rusia atas Invasi Ukraina, Apa Saja?

Zona larangan terbang

Zona larangan terbang sendiri merupakan area di mana pesawat tertentu tidak boleh melintas di suatu wilayah, dengan sejumlah alasan.

Merujuk pada konflik Rusia dan U

kraina, berarti pesawat Rusia tidak diizinkan terbang melintasi wilayah udara Ukraina. Hal ini bertujuan untuk mencegah Rusia melakukan serangan udara pada Ukraina.

Sebelumnya, NATO pernah menerapkan zona larangan terbang di beberapa negara yang bukan anggotanya, seperti Bosnia dan Libya.

Baca juga: Spesifikasi Antonov AN 124-100, Pesawat Kargo Terbesar Kedua di Dunia yang Mendarat Perdana di Bandara Internasional Yogyakarta

Namun, langkah yang diambil NATO saat itu memunculkan kontroversi. Pasalnya, ada indikasi keterlibatan aliansi ini dalam konflik, tanpa mengerahkan pasukan darat sepenuhnya.

Selain itu, menerapkan zona larangan terbang, artinya NATO harus bersiap mengerahkan kekuatan militer.

Hal tersebut sebagai tindakan untuk “menghukum” pesawat Rusia yang melintasi wilayah udara Ukraina.

Akan tetapi, sebagaimana disebutkan sebelumnya, NATO enggan dan masih waspada untuk terlibat dalam perang Rusia dan Ukraina.

Baca juga: 5 Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia, Apa Saja?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Perbandingan Kekuatan Militer Ukraina vs Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Telapak Kaki Sakit Saat Jalan Kaki? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mengapa Telapak Kaki Sakit Saat Jalan Kaki? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Tren
Dibuka Hari Ini, Berikut Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Dibuka Hari Ini, Berikut Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Tren
6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

Tren
Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Tren
Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Tren
Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Tren
Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Tren
Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Tren
Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Tren
Mengenal 'Bamboo School' Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Mengenal "Bamboo School" Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Tren
Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Tren
Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Tren
Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Tren
Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Tren
UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com