“Ini adalah self-hypnosis dari mereka (NATO) yang lemah, tidak aman di dalam, meski faktanya mereka memiliki senjata berkali-kali lebih kuat dari yang kita miliki,” ujar Zelensky.
Zelensky melanjutkan, para pemimpin NATO seolah memberi lampu hijau kepada Rusia untuk mengebom kota dan desa-desa di Ukraina.
Baca juga: Mengapa Respons Dunia terhadap Konflik Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel Berbeda?
Padahal, NATO mampu untuk menutup zona terbang di langit Ukraina, tetapi hal itu justru tidak dilakukan.
Zelensky juga menyebut konferensi tingkat tinggi (KTT) NATO atas keputusan zona larangan terbang sebagai KTT yang lemah, membingungkan, dan menunjukkan tidak semua orang menganggap perjuangan untuk kebebasan sebagai tujuan nomor satu Eropa.
“Hari ini ada KTT NATO, KTT yang lemah, KTT yang membingungkan, KTT di mana jelas bahwa tidak semua orang menganggap pertempuran untuk kebebasan Eropa sebagai tujuan nomor satu,” ujarnya, dalam siaran TV pada Jumat (4/2/2022), dilansir dari Reuters.
Baca juga: Daftar Sanksi yang Dijatuhkan kepada Rusia atas Invasi Ukraina, Apa Saja?
Zona larangan terbang sendiri merupakan area di mana pesawat tertentu tidak boleh melintas di suatu wilayah, dengan sejumlah alasan.
Merujuk pada konflik Rusia dan U
kraina, berarti pesawat Rusia tidak diizinkan terbang melintasi wilayah udara Ukraina. Hal ini bertujuan untuk mencegah Rusia melakukan serangan udara pada Ukraina.
Sebelumnya, NATO pernah menerapkan zona larangan terbang di beberapa negara yang bukan anggotanya, seperti Bosnia dan Libya.
Namun, langkah yang diambil NATO saat itu memunculkan kontroversi. Pasalnya, ada indikasi keterlibatan aliansi ini dalam konflik, tanpa mengerahkan pasukan darat sepenuhnya.
Selain itu, menerapkan zona larangan terbang, artinya NATO harus bersiap mengerahkan kekuatan militer.
Hal tersebut sebagai tindakan untuk “menghukum” pesawat Rusia yang melintasi wilayah udara Ukraina.
Akan tetapi, sebagaimana disebutkan sebelumnya, NATO enggan dan masih waspada untuk terlibat dalam perang Rusia dan Ukraina.
Baca juga: 5 Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia, Apa Saja?