Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Komoditas Naik Pascaperang Rusia-Ukraina, YLKI Ajak Konsumen Lakukan 3 Hal Ini

Kompas.com - 06/03/2022, 09:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari lalu menimbulkan dampak beragam yang dirasakan secara global.

Salah satunya adalah meningkatnya harga sejumlah komoditas di tingkat global.

Kenaikan harga tersebut, mau tidak mau juga berimbas pada kenaikan harga di pasaran negara-negara di dunia, termasuk Indonesia terutama pada komoditas-komoditas barang impor.

Di tengah situasi pandemi yang juga memberatkan sektor ekonomi banyak kalangan masyarakat, apa yang harus dilakukan untuk menyikapi potensi kenaikan harga beragam komoditas ini?

Peneliti Yayasan Layanan Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyatno menyebut, kondisi ini memang tidak mudah.

Baca juga: Sejarah Konflik Rusia Vs Ukraina

Namun, ia mengajak masyarakat selaku konsumen untuk melakukan hal-hal berikut ini:

1. Menentukan prioritas

Hal pertama yang menurt Agus penting untuk dilakukan para konsumen di tengah situasi ini adalah memilah antara kebutuhan dan keinginan.

"Mendahulukan kebutuhan daripada keinginan, ini yang utama. Selama ini apakah benar konsumsi barang-barang impor tersebut merupakan kebutuhan atau itu sebuah keinginan," ujar Agus kepada Kompas.com, Jumat (4/3/2022).

Apabila komoditas impor naik, dan barang tersebut tidak menjadi kebutuhan pokok, pihaknya mengimbau untuk tidak membeli atau menundanya saja.

Hal tersebut, imbuhnya akan sedikit banyak menyelamatkan keuangan masyarakat.

"Jadi antara kebutuhan dan keinginan ini harus didahulukan kebutuhan," katanya lagi.

Baca juga: Daftar Sanksi yang Dijatuhkan kepada Rusia atas Invasi Ukraina, Apa Saja?

2. Mencari barang substitusi

Roti tawar gandum  di moro bake shopDok. Instagram @morobakeshop Roti tawar gandum di moro bake shop

Tips kedua yang bisa diterapkan adalah mencari subtitusi atau pengganti dari komodutas yang tengah mengalami kenaikan harga.

Misalnya, ketika perang memengaruhi harga komoditas gandum global.

Indonesia adalah negara konsumen gandung yang terbilang besar, namun tidak memiliki lahan gandum di dalam negeri. Jadi negara ini mengandalkan impor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Sebabkan TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Sebabkan TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com