Dikisahkan, Gatotkaca adalah manusia “tugelan” atau setengah manusia dan setengah raksasa.
Ia adalah putra dari Raden Werkudara, salah satu Pandawa dengan seorang perempuan berwujud raksasa, Arimbi.
Pada waktu kelahirannya, Diwasa menjelaskan, pusar Gatotkaca tidak bisa lepas atau putus. Dan hanya bisa diputus oleh pusaka kedewaan.
“Yang bisa memutus tali pusarnya ini adalah dari pusaka kedewaan atau dari kahyangan, namanya kuntowijoyo,” jelasnya.
Namun, ada sesuatu yang aneh saat peristiwa memutus tali pusar. Bersama dengan putusnya tali pusar Gatotkaca, pusaka kuntowijoyo menghilang.
“Tali pusar putus tapi kuntowijoyo juga hilang. Filosofi di Jawa itu menjadi satu dengan raga Gatotkaca,” katanya.
Oleh karena itu, terdapat pepali atau larangan jika sudah besar nanti, ia tidak boleh berperang melawan seseorang yang membawa kuntowijoyo.
FIRST LOOK Film Satria Dewa: GatotKaca #TayangJuni2022 #satriadewagatotkaca #satriadewasemesta pic.twitter.com/c1Mqqk6nsG
— Satria Dewa Semesta (@SatriaDewaSTU) February 22, 2022
Setelah tali pusar terputus, Gatotkaca yang masih kecil sudah menjadi suruhan para dewa. Salah satu tugas yang diemban Gatotkaca adalah untuk memusnahkan raja raksasa dari kerajaan Gilingwesi.
Sebelum melaksanakan misinya, tubuh Gatotkaca “dicelupkan” ke dalam kawah Candradimuka untuk menghilangkan sisi jahat dalam dirinya.
Panasnya kawah ini juga yang menjadikan Gatotkaca menjadi gagah perkasa dan memiliki tulang besi.
“Dicelup itu seluruh badannya jadi terbuat dari besi-besi yang unggulan. Seluruh tubuhnya terbuat dari besi. Otot kawat, balung wesi, tangannya gunting. Memang kesaktiannya itu,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.