Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosis dan Efek Samping Vaksinasi Booster

Kompas.com - 18/02/2022, 18:04 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah sudah memberlakuan program vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster kepada masyarakat Indonesia.

Masyarakat tidak perlu membayar untuk melakukan vaksinasi booster, karena pemerintah telah memastikan untuk memberikannya secara gratis.

Dengan vaksinasi booster diharapakan dapat memperpanjang tingkat kekebalan dan masa perlindungan bagi masyarakat.

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, terdapat dua mekanisme terkait dosis dan jenis vaksin yang akan diberikan kepada calon penerima vaksinasi booster.

Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster

Mekanisme jenis vaksin dan dosis

Vaksinasi booster akan dilakukan dengan mekanisme homolog dan heterolog.

Homolog, yaitu pemberian vaksin booster dengan menggunakan vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang sudah didapat sebelumnya.

Sedangkan heterolog, yaitu pemberian vaksin booster dengan menggunakan vaksin berbeda dengan vaksinasi primer dosis lengkap yang sudah didapat sebelumnya.

Untuk jenis dosis primer Sinovac maka akan diberikan vaksin AstraZeneca separuh dosis (0,25ml) atau vaksin Pfizer, separuuh dosis (0,15ml)

Dan jenis vaksinasi dosis primer AstraZeneca maka akan diberikan vaksin Moderna separuh dosis (0,25ml) atau vaksin Pfizer separuh dosis (0,15ml).

Baca juga: Berikut Gejala Omicron dan Pengobatannya

Efek samping vaksin booster

Dilansir dari Kompas.com (24/01/2022), di dalam memasukkan vaksin ke dalam tubuh, tidak dipungkiri akan muncul efek samping atau kejadian ikutan pasca-imunitas (KIPI) setelah pemberian vaksin booster.

Walaupun dengan adanya gejala KIPI, hal ini dinilai wajar oleh para ahli dan akan mereda dalam beberapa waktu.

Diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada lima jenis vaksin.

Kelima vaktsin tersebut adalah Coronavac PT Bio Farma, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan Zifivax.

Baca juga: Kata Epidemiolog soal Puncak Gelombang Omicron

1. Sinovac

Pekerja memeriksa pengemasan Sinovac Biotech Ltd di pabrik barunya di kawasan Daxing, Beijing, China, Selasa (18/1/2022). Dengan beroperasinya pabrik baru tersebut, Sinovac mampu menghasilkan tiga hingga empat miliar dosis vaksin Covid-19 per tahun.ANTARA FOTO/M IRFAN ILMIE Pekerja memeriksa pengemasan Sinovac Biotech Ltd di pabrik barunya di kawasan Daxing, Beijing, China, Selasa (18/1/2022). Dengan beroperasinya pabrik baru tersebut, Sinovac mampu menghasilkan tiga hingga empat miliar dosis vaksin Covid-19 per tahun.

Vaksin CoronaVac atau vaksin Covid-19 Bio Farma merupakan salah satu vaksin yang dijadikan vaksin booster oleh pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com