KOMPAS.com - Menangis menjadi satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang bayi kepada orang dewasa di sekitarnya untuk mengekspresikan beragam ketidaknyamanan yang tengah ia rasakan.
Ketika lapar, ia menangis. Lelah, ia menangis. Kesakitan, ia menangis. Bosan, ia menangis.
Dan banyak hal lain yang juga ia ekspresikan dengan tangisan.
Hal ini mungkin akan mendatangkan kebingungan tersendiri bagi orang yang mengasuhnya, apalagi jika tangisannya terus-menerus dan sulit untuk ditenangkan.
Berikut ini ada sejumlah arti di balik tangisan bayi, tanda apa saja yang bisa dibaca, dan bagaimana cara mengatasinya.
Dikutip dari Parents (9/1/2020), berikut adalah 5 di antaranya:
Pertama adalah menangis tanda bayi lapar.
Tangisannya akan terdengar seperti putus asa, tak kunjung berhenti, dan biasanya bernada tinggi.
Hal yang akan semakin membenarkan bahwa tangisan ini berarti dia lapar adalah ketika Anda terakhir memberinya ASI 1,5-3 jam yang lalu.
Atau, Anda terakhir kali memberinya susu botol 2-4 jam sebelumnya.
Jika iya, maka dia akan menangis dengan disertai tingkah panik.
Solusinya, berikan dia ASI atau susu botol. Tetapi, jangan berikan bayi makan jika itu belum lama dari waktu makan terakhirnya.
Hal itu dapat membuatnya terlalu kenyang sehinngga tidak nyaman.
Baca juga: Jangan Sembarangan Memegang Bayi, Perhatikan Hal Berikut...
Ada juga tangisan bayi yang menunjukkan bahwa sesungguhnya ia lelah.