Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anomali Minyak Goreng di Negara Produsen Sawit Terbesar di Dunia

Kompas.com - 13/02/2022, 17:00 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia menjadi negara penghasil sawit terbesar di dunia.

Hal itu membuat Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengaku heran dengan kenaikan harga minyak goreng dalam beberapa waktu terakhir. 

Minyak goreng merupakan bahan yang dapat diolah di dalam negeri. Di Indonesia minyak goreng merupakan produk turunan dari minyak sawit (CPO).

Dengan kondisi tersebut, Indonesia seharusnya dapat menentukan harga minyak goreng domestik. Namun harga minyak goreng di Indonesia justru berpatok pada harga internasional.

"Kita kan penghasil CPO terbesar, kita eksportir bukan importir, jadi bisa menentukan harga CPO domestik. Jangan harga internasional untuk nasional," kata Ketua Harian YLKI Tulus Abadi dikutip Kompas.com, Minggu (13/2/2022).

Baca juga: Alasan YLKI Bikin Petisi Online: Bongkar Dugaan Kartel Minyak Goreng

Petisi online

YLKI saat ini sedang menggalang sebuah petisi terkait langkanya minyak goreng beserta harganya yang mengalami kenaikan.

Sejak dibuka pada 3 Februari lalu, hingga hari ini laman change.org, Minggu (13/2/2022) pukul 12.41 WIB sudah ada 2.740 orang yang menandatangani secara online.

Melansir Kompas.tv, Ketua YLKI Tulus Abadi menjelaskan alasannya membuka petisi online tersebut. Semua alasan tersebut mengarah pada anomali, yakni tingginya harga minyak goreng di negara produsen sawit terbesar dunia.

Sejak dari hulu

Menurut Tulus, melambungnya harga minyak goreng sudah terjadi sejak dari hulu.

"Pertama, kelangkaan dan melambungnya minyak goreng bukan persoalan hilir, tetapi hulu," kata Tulus.

Tulus menjelaskan bahwa upaya pemerintah untuk memberikan subsidi dari hilir yang digelontorkan melalui produsen minyak dinilai kurang tepat.

Hal tersebut membuat uang negara yang dikucurkan tidak membuat penurunan harga di lapangan. Namun yang terjadi justru minyak goreng mengalami kelangkaan.

"Dan terbukti sampai detik ini apa yang digagas pemerintah belum membuahkan hasil," ujarnya.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Belum Turun, Ini Penjelasan Pemerintah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Tren
Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Tren
Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok hingga Tewas di Pati

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok hingga Tewas di Pati

Tren
Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Tren
Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Tren
Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Tren
Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tren
Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Tren
Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Tren
Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi 'Fraud'

Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi "Fraud"

Tren
5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

Tren
Bingungnya Keluarga Vina, Dulu Minim Saksi, Kini Banyak Bermunculan

Bingungnya Keluarga Vina, Dulu Minim Saksi, Kini Banyak Bermunculan

Tren
Profil Gudfan Arif, Bendahara Umum PBNU yang Bakal Pimpin Perusahaan Tambang NU

Profil Gudfan Arif, Bendahara Umum PBNU yang Bakal Pimpin Perusahaan Tambang NU

Tren
Media Asing Soroti Jejak Wanita Penjaga Hutan di Aceh, Pakai Keramahan untuk Cegah Deforestasi

Media Asing Soroti Jejak Wanita Penjaga Hutan di Aceh, Pakai Keramahan untuk Cegah Deforestasi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com