Pada 1877, Robert Koch menanam organisme dalam media pembiakan dan memperlihatkan kemampuan bakteri untuk membentuk endospore dan dalam percobaannya ia dapat menimbulkan penyakit antraks pada binatang tersebut.
Pada hewan yang terinfeksi kuman antraks dan pada saat kondisi hampir mati, banyak terdapat kuman antraks di dalam tubuhnya.
Bakteri masih dalam bentuk vegetatif yang akan dikeluarkan dari tubuh melalui lubang kumlah yaitu cairan eksudat hemoragis yang akan mencemari tanah dan air di sekitarnya kemudian akan membentuk spora dan menetap di lingkungan tersebut.
Baca juga: 6 Manfaat Kesehatan Buah Naga, Apa Saja?
Antraks adalah suatu penyakit zoonotik.
Oleh karena itu, penularan dapat terjadi di antara hewan dan dapat menular juga kepada manusia.
Cara penularan yang sering terjadi adalah sebagai berikut:
1. Penularan dari hewan ke hewan atau ke manusia
Penularan dapat terjadi bila hewan atau manusia terpapar dengan cairan tubuh yang mengandung bakteri antraks atau oleh spora yang ada di sekelilingnya.
2. Penularan melalui spora
Bakteri antraks akan dikeluarkan dari tubuh hewan melalui sekresi dan ekskresi selama sakit atau menjelang kematiannya.
Bila hewan tersebut mati di ladang, maka spora yang keluar melalui lubang-lubang kumlah spora dengan cepat akan terbentuk dan mencemari tanah atau obyek lain di sekitarnya.
Baca juga: Bagaimana Hewan Bisa Bertahan Tanpa Makanan Selama Hibernasi?
3. Penularan melalui hewan dan pakan ternak
Rumput yang dipangkas untuk pakan ternak sangat berpotensi membawa spora dan berisiko menularkan antraks dari satu daerah ke daerah lainnya.
4. Penularan melalui konsentrat atau bahan pakan dari hewan