Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Tragedi Peradaban Batal Terjadi

Kompas.com - 19/01/2022, 16:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NAMA Christian Eijkman tercatat dengan tinta emas di lembaran sejarah peradaban sebagai penemu kemanjuran pericarpium sebagai konsep dasar vitamin yang kemudian memperoleh anugerah Nobel untuk kedokteran.

Sebagai warga kota Semarang, saya merasa bangga bahwa Christian Eijkman pernah bertugas sebagai dokter Tentara Kerajaan Belanda di Kota Semarang sebelum ke Cilacap lalu Padang Sidempoean lalu kembali ke Belanda berhubung terpapar malaria.

Nama dokter Belanda ini diabadikan sebagai nama lembaga Eijkman Institute For Molecular Biology yang kini bermabes di Jakarta, yang justru sangat penting pada masa pagebluk Corona yang kini sudah bermutasi menjadi Omnicorn.

Namun mendadak tersebar berita bahwa puluhan karyawan Eijkman Institute diberhentikan tanpa pesangon.

Bahkan berita itu makin berkembang menjadi berita horor bahwa Eijkman Institute For Molecular Biology dibubarkan.

Jika berita tersebut benar adanya jelas merupakan tragedi peradaban jauh lebih tragis ketimbang peristiwa kekalahan timnas Indonesia melawan timnas Thailand 4-0 pada babak pertama meski dihibur seri 2 sama pada babak kedua.

Penjelasan

Pada tanggal 2 Januari 2021, Kompas.com memberitakan bahwa Kepala BRIN Laksana Tri Handoro menjelaskan bahwa publik perlu memahami bahwa Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) selama ini bukan lembaga resmi pemerintah.

Ia mengatakan, lembaga itu berstatus unit proyek di Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).

Usai Kemenristek dan 4 Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) terintegrasi di bawah BRIN pada 1 September 2021, status LBME telah dilembagakan menjadi unit kerja resmi bernama PRBM Eijkman.

Lembaga tersebut, kata dia, berada di bawah Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati.

Oleh karena itu, BRIN kemudian memberikan beberapa opsi sesuai status masing-masing ilmuwan.

Ia menjelaskan lima opsi yang ditawarkan BRIN setelah terintegrasinya Lembaga Eijkman.

Pertama, PNS periset akan dilanjutkan menjadi PNS BRIN sekaligus diangkat sebagai peneliti.

Sementara itu, yang ketiga adalah honorer periset usia di bawah 40 tahun dan S3 mengikuti penerimaan ASN jalur PNS 2021.

Keempat, honorer periset non S3 melanjutkan studi dengan skema by-research dan research assistantship (RA).

Kelima, honorer non periset akan diambil alih RSCM sekaligus mengikuti rencana pengalihan gedung LBME ke RSCM sesuai permintaan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang memang memiliki aset tersebut sejak awal.

Atas hal tersebut, menurut Laksana, ilmuwan di Eijkman bukan diberhentikan. Namun, sebagian besar dialihkan atau disesuaikan dengan berbagai skema opsi yang diberikan.

Insya Allah, penjelasan Kepala BRIN benar adanya maka Syukur Alhamdullilah tragedi peradaban batal terjadi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com