Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ishaq Zubaedi Raqib
Mantan Wartawan

Ketua LTN--Infokom dan Publikasi PBNU

Risiko "Menghidupkan" Gus Dur

Kompas.com - 11/01/2022, 11:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HINGGA akhirnya dikukuhkan sebagai Ketua Umum PBNU di muktamar ke-34 Lampung akhir Desember tahun 2021, tidak ada yang tahu pasti, sampai titik mana KH Yahya Cholil Staquf bisa "menghidupkan" Gus Dur; gurunya.

Sebab, selain karena mandat muktamirin, sejatinya, Gus Dur adalah "ahammul asbab" keterpilihan Gus Yahya--sapaan KH Yahya Staquf.

Sampai sejauh ini, dia diakui sebagai bagian dari emanasi figuritas Gus Dur!

Pendekatan Gus Dur dalam mencari jalan keluar dari kebekuan jam'iyah, adalah model yang diadopsi Gus Yahya saat mengatasi "sosok" Gus Dur lain dalam diri Prof Dr KH Said Aqil Siradj.

Sebab, dalam perkara-perkara tertentu, kedua tokoh dan kader utama Gus Dur ini, biasa mengadaptasi pendekatan manhaji yang sama.

Gus Yahya dan Kiai Said adalah kepingan-kepingan unsur pembentuk ajaran Gus Dur.

Tentu, Gus Yahya bukan satu-satunya kader NU yang menjadikan Gus Dur sebagai model dalam pergulatan intelektual.

Ada banyak nama lain bisa disebut untuk memastikan bahwa Gus Dur adalah mata air yang tak pernah kering mengalir dalam DNA ke-NU-an mereka.

KH Sahal Mahfudh, KH Ma'ruf Amin, KH Masdar F Mas'udi, dan KH Said Aqil Siradj adalah contohnya. Memang, dari generasinya, Gus Yahya terbilang yang paling menonjol.

Gus Dur versi Gus Yahya

Sayangnya, setelah dua dekade lebih mengalami proses internalisasi dan institusionalisasi diri dengan jam'iyah, Kiai Said terbawa arus dirinya menuju lapisan terluar ke- gusdur-an, dan secara gradual menjadi dirinya sendiri.

Seakan-akan Kiai Said adalah entitas yang berbeda dari manhaj Gus Dur.

"Keterlepasan" dari Gus Dur inilah yang dikapitalisasi oleh jumhur muktamirin menjadi kekuatan bagi Gus Yahya dan menjelma kelemahan bagi Kiai Said.

Kini, jama'ah NU dan masyarakat luas, dalam dan luar negeri, tengah meraba-raba apa yang akan dilakukan Gus Yahya agar benar-benar dianggap layak dan memenuhi syarat untuk bisa menghidupkan Gus Dur.

Ini pilihan yang tidak mudah dan sangat berisiko.

Terlebih, Gus Dur, sebagaimana diakui Gus Yahya sendiri, bukan sosok yang dengan mudah bisa dilukis secara utuh. Butuh waktu dan ketajaman hati untuk mengenalnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com